AKSI #RAWATAJADULU DI HARI BUMI 2025

Tanggal 22 April diperingati sebagai Hari Bumi Sedunia. Tahun ini, semangat untuk lebih peduli terhadap bumi diwujudkan lewat aksi kampanye bertema #RawatAjaDulu yang digelar oleh APE Warrior bersama Orangufriends Jogja serta kawan-kawan dari Aksi Konservasi Yogyakarta, Javan Wildlife Institute (JAWI), Relung Indonesia, Paguyuban Pengamat Burung Jogja (PPBJ), swaraOwa, dan Teman Berjalan.

Berlokasi di kawasan wisata yang ramai pengunjung, kampanye ini tidak hanya melibatkan para penggiat konservasi, tapi juga masyarakat luas yang kebetulan melintas. Salah satu yang ikut terlibat adalah Jojo, mahasiswa Antropologi UGM dan relawan Orangufriends, yang membagikan kisahnya selama mengikuti kegiatan. “Hari Bumi itu sebelumnya nggak pernah terpikir akan aku rayakan”, kata Jojo sambil tersenyum. “Tapi hari ini beda. Teman saya yang biasanya nggak tertarik soal konservasi tiba-tiba ikut hadir. Saya jadi penasaran… sebenarnya apa yang bikin kegiatan ini menarik?”.

Kampanye #RawatAjaDulu menyoroti hal-hal sederhana yang bisa dilakukan siapa saja, seperti menjaga kebersihan, mengurangi penggunaan plastik, menggunakan listrik seperlunya, semua menjadi pesan yang kami suarakan hari itu. Kami juga membagikan stiker edisi khusus Hari Bumi sebagai bentuk ajakan kecil namun bermakna.

Jojo mengakunya awalnya ragu. Kegiatan edukasi dilakukan di tengah kawasan wisata yang penuh dengan keramaian dan keragaman. Tapi ternyata… mereka penasaran banget! Banyak yang datang tanya-tanya, ikut ngobrol, bahkan cerita pengalaman pribadi soal lingkungan”, ujar Jojo. Hari itu, interaksi demi interaksi mengalir. Masyarakat bukan hanya jadi penonton, tapi ikut menjadi bagian dari percakapan soal pentingnya menjaga bumi. “Senang banget rasanya”, tambah Jojo. “Melihat banyak orang, bahkan di area wisata, masih peduli dan mau mendengarkan. Ini jadi harapan bahwa suara konservasi bisa sampai ke siapa pun”.

Aksi ini hanyalah awal dari rangkaian kampanye Hari Bumi. Selanjutnya, akan ada pemutaran film dan talkshow bertema lingkungan yang akan digelar di Fakultas Biologi UGM pada 9 Mei mendatang. Tentunya, kampanye ini juga menjadi pengingat bahwa Hari Bumi tidak cukup dirayakan setahun sekali. Harapannya, semakin banyak orang yang sadar dan bersuara untuk menjaga bumi dari kerusakan. Karena dengan begitu, kita bisa hidup berdampingan dengan bumi yang lebih sehat dan lestari, lebih lama. (DIM)

BAGAIMANA ORANGUTAN BERTERIMA KASIH PADA KEEPERNYA

Kata siapa hewan/satwa tidak memiliki rasa terima kasih? Kata siapa hewan/satwa tidak mampu menunjukkan rasa terima kasihnya? Orangutan, satwa yang memiliki 97% DNA yang sama dengan manusia, mampu menunjukkan rasa terima kasihnya. Charlotte, salah satu orangutan juvenile yang ada di BORA (Borneo Orangutan Rescue Alliance) yang kini sedang berada dalam masa karantina sebelum dibawa ke pulau pra-pelepasliaran menunjukkan rasa terima kasihnya kepada saya yang kembali bertugas ke BORA setelah hampir 2 tahun tidak berjumpa Charlotte.

Pagi itu, saat hendak memberikan enrichment, saya mengamati bahwa sayur daun yang menjadi salah satu jenis pakan tidak dimakan oleh Charlotte. Bukan tidak suka, namun biasanya mereka akan menghabiskan pakannya itu (sayur daun) saat sudah tidak ada pilihan pakan lain. Kemudian sayur daun itu pun saya lumuri dengan madu, tidak banyak namun hampir mengenai seluruh bagian. Charlotte pun segera turun dari hammock dan mulai makan dengan lahap. Saya pun menambahkan madu ke sayur daun lainnya dan kemudian Charlotte mendekati saya dan menepuk pundak saya beberapa kali.

“Terharu bahwa hal kecil yang saya lakukan dapat membawa kesenangan untuk Charlotte”, tulis Jevri lewat Whatsapp. Jevri adalah animal keeper orangutan yang telah mendedikasikan dirinya selama 9 tahun ini dan masih terus. Kepekaannya membuatnya disukai semua orangutan, tapi juga orangutan cukup patuh untuk tetap beraktivitas di sekolah hutan seperti memanjat, mencari pakan alami, bahkan membuat sarang. “Ada kalanya kita menuruti mereka, seperti hanya duduk di samping kita atau hanya ingin bermain di tanah saja.”, tambahnya ketika ditanya adakah orangutan yang tidak mau memanjat pohon saat sekolah hutan. (JEV)

COP SCHOOL: BELAJAR KONSERVASI, PRAKTEK LAPANGAN, DAN NGOBROL BARENG PARA PENGGIAT KONSERVASI DI INDONESIA

Pernah dengar tentang COP School? Ini adalah program keren dari Centre for Orangutan Protection (COP), tempat kamu bisa belajar langsung soal dunia konservasi, penyelamatan satwa liar, dan jadi bagian dari gerakan penjaga hutan Indonesia. Tahun ini, COP School Batch 15 akan kembali digelar, dan percayalah, serunya luar biasa!

Sebagai alumni COP School Batch 14 sekaligus bagian dari Orangufriends Surabaya, akuingin berbagi sepotong pengalaman seru saat mengikuti kegiatan tahun lalu. Di sesi awal, kami dikenalkan pada dasar-dasar konservasi, mulai dari pengertian, urgensi, hingga dampak eksploitasi alam dan satwa. Tapi tenang, ini bukan kuliah yang bikin ngantuk. Materinya dikemas interaktif, penuh diskusi, dan sangat relevan dengan kondisi di lapangan.

Yang bikin semangat? Sharing dari para aktivis COP yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia penyelamatan satwa. Mereka bukan cuman berbagi cerita, tapi juga menantang kami berpikir, “Apa langkah kita selanjutnya?”.

Setelah teori, waktunya praktik! Kami diajak memahami langsung proses penyelamatan satwa yang dilakukan COP, mulai dari identifikasi kasus, teknik rescue, hingga proses rehabilitasi. Kami juga belajar tentang etika penanganan satwa liar, karena nggak semua bisa sembarangan disentuh. Tak kalah menarik, ada sesi ngobrol bareng para penggiat konservasi dari berbagai penjuru Indonesia, aktivis hutan Kalimantan dan Sumatera, relawan pusat rehabilitasi satwa, hingga jurnalis lingkungan. Cerita-cerita mereka bukan cuman inspiratif, tapi juga membumi, penuh perjuangan dan harapan.

Pulang dari COP School, aku merasa membawa “seember penuh” ilmu, pengalaman, dan semangat perubahan. Banyak alumni yang kemudian aktif di komunitas lingkungan, membuat kampanye penyelamatan satwa, bahkan mendirikan gerakan konservasi di daerahnya masing-masing. Karena di COP School, kamu bukan sekedar peserta. Kamu adalah bagian dari keluarga besar penjaga alam Indonesia. Jadi, tunggu apa lagi? Daftar COP School Batch 15 sekarang juga! (Jihan, Almuni COP School Batch 14).