SATWA LIAR DI HUTAN AJA

Pandemi COVID-19 mengharuskan kita untuk tetap di rumah saja, namun tidak dengan satwa-satwa yang masih dipelihara manusia. Maraknya pemeliharaan satwa yang terjadi saat pandemi mangakibatkan meningkatnya perburuan terhadap satwa liar. Walaupun tidak murah, tetapi permintaannya semakin meningkat. Rasanya, orang tajir dan terkenal zaman sekarang wajib memiliki hewan eksotis dalam hidupnya. Bagi orang-orang yang memelihara satwa liar, mereka (satwa) dapat memberikan persahabatan dan rasa nyaman. Lalu apakah dampak terhadap satwa bahkan lingkungan?

Satwa liar berperan sangat besar pada ekosistem hutan, sebaliknya hutan juga menyediakan sumber makanan dan rumah bagi satwa. Tak hanya bagi kehidupan mereka, kehidupan manusia pun bergantung besar pada keberadaan hutan dan satwa liar. Menurunnya populasi satwa liar dapat merusak kestabilan ekosistem hutan. Tanpa adanya satwa liar, perputaran rantai makanan, penyerbukan bunga, penyebaran biji dan penyuburan tanah tidak dapat berjalan dengan baik.

Memelihara satwa liar juga dapat meningkatkan penyebaran Penyakit infeksi Emerging (PIE) dan Zoonosis yaitu penyakit yang menular dari satwa vertebrata ke manusia. Setiap tahunnya, tiga dari lima penyakit baru bersifat zoonosis. Lebih dari 60% berasal dari hewan dan 70% berasal dari satwa liar.

Stop pelihara satwa liar. Satwa liar #dihutanaja (NETU_Orangufriends)

ORANGUTAN DISABILITAS AKTIF BUAT SARANG

Aman pandai membuat sarang di kandang dengan daun-daun maupun ranting yang tim medis pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo berikan. Tak hanya di kandang karantinanya saja, Aman pun aktif menyusun daun-daun yang kami berikan pada saat dia di taman bermain. Aman menyusun daun-daun tadi di ban bekas yang berada di tengah playground, dimana dia biasanya beristirahat saat gagal meraih tali yang bergelantungan.

Aman adalah orangutan yang baru masuk pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo di Berau, Kalimantan Timur pada bulan Juni 2020 yang lalu. Jari-jarinya tak sempurna di kedua tangannya. Aman tidak memiliki ujung jari di tangan kanan pada jari tengah dan jari manisnya selain itu jari telunjuk, jari tengah jari manis dan kelingking tangan kirinya juga tidak ada. Dari bekas luka yang sudah tertutup dengan baik ini, Aman kehilangan ujung-ujung jarinya karena terpotong benda tajam. Aman menjadi orangutan disabilitas yang paling banyak kehilangan ruas jarinya yang pernah ditangani Centre for Orangutan Protection.

“Kami, tim medis bersyukur sekali, Aman termasuk orangutan yang aktif membuat sarang. Keterbatasan fisiknya tidak menghentikan keinginannya membuat sarang saat daun-daun dan ranting diberikan perawat satwa kepadanya. Bahkan dia bisa membuat sarangnya dulu baru mengambil makanannya.” ujar drh. Ray kagum. Semoga Aman dapat mempertahankan kemampuannya membuat sarang dan menularkan kemampuannya pada orangutan kecil lainnya yang berada di COP Borneo. (RAY)

BEDU DAN TEGAN DAPAT ENRICHMENT BATANG PISANG

Kamis, 10 September 2020, Zain, Angel, Rakyan dan San yang tergabung di Orangufriends (kelompok relawan orangutan) membantu Wildlife Rescue Center (WRC) Jogja membuat enrichment untuk beruang madu.

Enrichment kali ini menggunakan batang pohon pisang, buah-buahan dan madu serta selai kacang. Potongan buah diselipkan atau dimasukan ke batang pisang yang sudah dilubangi. Kemudian ditambahkan madu juga selai kacang untuk menambah rasa dan bau ke batang pisang. Lalu lubang ditutup kembali dengan potongan batang pisang.

“Kami sempat kesulitan untuk melubangi batang pisang dan membawa batang pisang ke area kandang beruang yang terletak di area bawah. Namun karena gotong royong semua dapat dierjakan dengan baik.”, ujar Liany Suwito, manajer program konservasi eksitu Centre for Orangutan Protection.

Bedu menyambut enrichment dengan semangat, ia segera menghampiri batang pisang dan membuka lubang dengan cakarnya yang besar. Ia juga menggunakan kekuatan gigitannya untuk memecah batang piang. Sementara Tegan terlihat ragu-ragu dan awas. Mungkin karena melihat kami, muka-mukaasing bagi dirinya. Maka setelah kami sedikit menjauh dari area kandang, Tegan keluar secara perlahan dan memberanikan diri menghampiri batang pisang. Terimakasih Orangufriends Jogja… (LIA)