ORANGUTAN IKUT LARI DI BERAU

Tanggal 24 Agustus 2025 lalu, halaman Kantor Bupati Berau dipenuhi semangat peserta Bupati Berau Independence Run 2025. Dari sekian banyak pelari, ada satu yang paling mencuri perhatian, ada “orangutan” di tengah keramaian! Tentu saja bukan sungguhan, melainkan Rara, babysitter dari BORA, yang memutuskan ikut berlari dengan kostum orangutan. Bersama Rara, ada juga Cici, Widi, Indah, dan Dea yang ikut meramaikan acara ini. Meski sehari-hari sibuk merawat orangutan di BORA, mereka tetap meluangkan waktu untuk menyuarakan kepedulian terhadap orangutan di sela-sela aktivitas mereka.
“Karena acaranya berdekatan dengan Hari Orangutan Sedunia dan masih dalam rangka Bulan Orangufriends. Aku rasa ini momen bagus buat mengenalkan orangutan dengan cara yang seru dan berkesan,” ujar Rara. Setiap tanggal 19 Agustus, dunia memang memperingati Hari Orangutan Sedunia sebagai momentum untuk mengingatkan pentingnya pelestarian orangutan. Biasanya kegiatan dilakukan dalam bentuk kampanye, lomba, atau edukasi singkat. Namun di tahun 2025 ini, COP memilih langkah berbeda. Perayaan tidak hanya berlangsung sehari di satu lokasi, melainkan dikembangkan menjadi “Bulan Edukasi Orangutan”, sebuah gerakan serentak yang menggerakkan relawan di berbagai daerah di Indonesia dengan semangat yang sama.
Reaksi penonton pun beragam. “Ada yang kaget, ada yang nyeletuk ini monyet atau orangutan. Tapi lama-lama mereka heboh banget. Banyak yang minta foto, ada yang sengaja mendekat buat kasih semangat. Rasanya hangat banget, kayak punya teman baru di sepanjang jalan,” kenang Rara sambil tersenyum.
Soal larinya, Rara mengaku awalnya baik-baik saja. “Tapi mulai kilometer dua, mulai terasa panas dan engap. Aku beberapa kali buka kepala kostum buat bernapas, terus lanjut dengan jalan cepat. Untungnya teman-teman pembawa poster juga aktif banget, mereka bentang poster di keramaian atau spot fotografer. Pas melewati Car Free Day, anak-anak makin antusias, minta high five dan rebutan stiker orangutan. Itu seru banget!” tambahnya sambil tertawa kecil.
“Yang jelas, ini pengalaman baru yang seru banget. Aku senang lihat banyak orang tua dan anak-anak berebut stiker, terus mau foto bareng orangutan. Buatku, lari pakai kostum orangutan itu tantangan sekaligus cara fun untuk bikin orang peduli. Rasanya capek, panas, tapi bahagia. Dan aku jadi makin termotivasi buat latihan lebih giat lagi, siapa tahu lain kali bisa lari lebih jauh dengan kostum ini!” tutup Rara penuh semangat. (DIM)

RAYAKAN HARI ORANGUTAN DENGAN MUSIK, SEPEDA, DAN AKSI PEDULI ALAM

Peringatan Hari Orangutan Sedunia atau World Orangutan Day tahun ini, COP merayakannya bersama warga Jakarta dalam acara ‘Day for You’ di Taman Menteng pada Minggu, 25 Agustus 2025. Acara ini diinisiasi oleh Satya Bumi dengan dukungan Komunitas Sepeda Chemonk serta Kamerawan Jurnalis Indonesia (KJI).

Dalam sesi talkshow, Indira Nurul Qomariah dari Centre for Orangutan Protection berbagi tentang program konservasi di Sumatra dan Kalimantan, mulai dari patroli hutan, penyelamatan satwa, rehabilitasi orangutan, pelepasliaran, monitoring, hingga menegakkan hukum. Diskusi ini dipandu oleh Angel dari Garda Animalia bersama Riexcy dari Satya Bumi yang menyoroti kondisi habitat orangutan di Batang Toru dan Gunung Palung, serta Nugie, musisi sekaligus aktivitas lingkungan yang mengajak masyarakat lebih peduli pada satwa liar dan gaya hidup ramah lingkungan.

Selain talkshow, acara ini juga dimeriahkan dengan kegiatan bersepeda di kawasan car free day, penampilan teaser, stand-up comedy, hingga performance music dari Nugie. Suasana meriah sekaligus penuh makna ini diharapkan mampu mendekatkan masyarakat dengan isu konservasi orangutan.

Melalui perayaan ini, COP bersama para mitra ingin mengajak masyarakat untuk ikut berkontribusi dalam pelestarian orangutan, mulai dari langkah sederhana seperti membagikan kampanye di media sosial misalnya like-share-comment, hingga dukungan nyara mendekatkan masyarakat luas dengan isu konservasi orangutan. “Tentu saja donasi akan menjadi dukungan nyata yang sangat berarti”. (IND)

SUARA UNIK DARI HUTAN LINDUNG GUNUNG BATU MESANGAT

Malam turun perlahan di Hutan Lindung (HL) Gunung Batu Mesangat, Kalimantan Timur. Kabut tipis pepohonan tinggi dan suara serangga mulai menggema dari segala arah. Di tengah gelap dan rimbanya hutan, dua sosok berjalan perlahan menyusuri jalur anakan sungai. Mereka adalah asisten lapangan tim APE Guardian COP yang sedang melakukan pengamatan herpetofauna di kawasan pelepasliaran Busang. Berbekal senter kepala yang terpasang di dahi, “Inilah waktu terbaik untuk mencari katak. Tapi, kenapa di sini sekarang sepi, ya?”, kata Angka Wijaya sambil menyorot semak di aliran sungai kecil.

Lalu, tiba-tiba…, “Dengar itu”, bisik Angka lagi. Suara unik terdengar, ‘prrrt-prrrt’, berasal dari batang pohon mati yang berada di permukaan sungai kecil.
“Bang, itu dia suara katak tutul”, ucap Luthfi.
Mereka mendekat perlahan, melangkah di genangan air beralaskan lumpur. Seekor katak kecil tengah duduk diam, asyik berbunyi. Tapi ini bukan katak biasa, tubuhnya gelap mengilap dengan pola kuning terang di punggung dan kaki, seperti lukisan abstrak di atas kulit cahaya malam.

“Astaga Luthfi, ini Pulchrana picturata! Siapkan kamera, kita ambil momen videonya!”, seru Angka.
Mereka segera mengambil foto dan merekam suara panggilan si katak mungil itu. Bagi Angka dan Luthfi, ini adalah rekaman video pertama Pultchrana picturata di kawasan HL Gunung Batu Mesangat.
“Katak ini indikator ekosistem yang sehat. Kalau dia ada di sini, artinya hutan ini masih punya harapan”. (ENG)