ASTO DAN ASIH BERTUKAR PERAN

Ketika orangutan kecil tumbuh dan berkembang bersama orangutan lainnya, tak jarang mereka akan saling belajar dan mungkin saja bertukar prilaku. Jika tiga bulan yang lalu Asto selalu berhasil memanjat pohon yang tinggi dan diikuti Asih, tapi kini sebaliknya, kemana pun Asih bergerak, Asto mengikutinya.

Jika dilihat dari ukuran tubuh, Asto memang lebih besar dibandingkan Asih. Tapi kemampuan pindah dari satu pohon ke pohon yang lain serta pemanfaatan tali yang menghubungkan jarak antar pohon, Asih tak kalah dengan Asto. Keberanian Asih pada Asto untuk bermain secara fisik juga tidak tanggung-tanggung. Asih tak segan-segan menarik rambut-rambut Asto dan bergelantungan dengan memegang rambut Asto. Dan anehnya, rambut-rambut itu tak ada yang tercabut. Padahal ini seperti rambut manusia yang sedang dijambak.

Apakah menurutmu anak orangutan dan manusia mirip? Ya, kita berbagi 97% DNA yang sama. Anak manusia akan belajar berkomunikasi dan bersosialisasi karena manusia adalah makhluk sosial. Sedikit berbeda dengan orangutan yang sejak kelahirannya akan hanya mengenal induknya hingga usia 6 tahun dan kemudian akan mulai berpisah dengan induknya untuk mengarungi kehidupannya sendiri. Orangutan adalah makhluk semi-soliter. Persaingan untuk mendapatkan makanan adalah salah satu penyebabnya. Mau tahu lebih banyak tentang orangutan? Ikuti instagram @orangutan_COP ya.

INDUK ORANGUTAN VIRAL DI MEDSOS, MASUK BORA

Orangutan masih menjadi satwa yang sangat menarik perhatian publik. Viral sebuah video induk orangutan bersama anaknya menyeberang jalan dalam kondisi yang sangat kurus. Centre for Orangutan Protection membantu tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Seksi Konservasi Wilayah II Tenggarong mengevakuasi orangutan tersebut.

Senin, 23 September, dari pemeriksaan Body Condition Score (BCS) induk orangutan memiliki nilai 2 yang berarti kurus. Tulang rusuk, tulang belakang, dan tulang panggul yang menonjol. Semua terlihat seperti tulang berbalut kulit. Perut orangutan betina tersebut besar namun saat dilakukan palpasi atau perabaan tidak ditemukan adanya benjolan maupun fetus atau calon bayi di dalamnya, hal ini bisa menjadi salah satu indikasi bahwa orangutan mengalami malnutrisi. Orangutan juga mengalami dehidrasi, turgor atau tingkat elestisitas kulitnya tergolong tidak baik karena saat diperiksa dengan cara dicubit, kulit tidak langsung kembali seperti semula dan waktu kembalinya kulit seperti semula lebih dari dua detik. Kulit orangutan tersebut sangat kering hingga kulitnya terkelupas.

Saat ini orangutan berada di Bornean Orangutan Rescue Alliance (BORA) tepatnya di Klinik dan Karantina Orangutan yang dikelola Centre for Orangutan Protection di bawah otoritas Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan dukungan penuh The Orangutan Project. Orangutan akan menjalani perawatan intensif hingga kondisi kesehatannya membaik. Perilaku orangutan masih cukup agresif dan sering mengusir dengan cara melakukan kiss squeaks. Nafsu makan orangutan baik dan masih dalam proses adaptasi dengan lingkungan baru. Apabila kondisi kesehatannya sudah baik, orangutan tersebut akan dipindahkan ke kawasan hutan dengan ketersediaan pakan yang cukup bagi kehidupan orangutan tersebut sehingga diharapkan orangutan dapat bertahan hidup di rumah barunya kelak. (TAT)

PERUBAHAN ORANGUTAN BAGUS BUAT SEDIH PERAWAT SATWA

Ada orangutan bernama Bagus di Bornean Orangutan Rescue Alliance (BORA). Bagus adalah orangutan yang cukup pintar dalam hal mencari makan. Saat sekolah hutan, dia itu sangat aktif menjelajah atau beraktivitas di hutan untuk mencari makan. Selain itu, dia aktif berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain. Bagus juga sangat jarang ikut bermain bersama dengan orangutan lainnya hanya karena dia sangat fokus dalam mencari makan dan menjelajah hutan.

Orangutan juga seperti kita, ada mood ketika ingin bermain dengan orangutan lainnya tapi ada waktunya dia bermalas-malasan. Dia juga memiliki sifat yang sering ingin balik ke kandang ketika dibawa ke sekolah hutan, karena sekarang dia cepat bosan. Bagus sangat berbeda dengan Bagus yang dulu ketika dibawa sekolah hutan sangat aktif berjalan dan menjelajahi sekolah hutan. Sekarang, dia lebih aktif di tanah dan sesekali beraktivitas di pepohonan.

Bukan hanya itu, Bagus juga terlihat banyak pikiran. Dia terlihat murung di dalam kandang dan tak ingin bermain dengan orangutan lainnya. “Entah apa yang dipikirkannya sekarang ini”, ujar Lio, perawat satwa dengan prihatin. Bagus lebih banyak diam dan mengamati sekeliling kandang dan ketika keluar kandang pun, dia tidak terlalu bersemangat. “Apakah masa anak-anaknya sudah berakhir dan menuju remaja?”. (LIO)