FEEDING SATWA AKIBAT PANDEMI COVID-19

Minggu pagi, di tengah perjalanan tim APE Warrior memberikan pakan untuk satwa terdampak pandemi COVID-19 di sekitar Taman Nasional Gunung Merapi, gunung Merapi erupsi. “Kami pun berhenti sesaat, memperhatikan erupsi sembari mengecek informasi erupsi. Aman!”, ujar Daniek Hendarto, direktur operasional COP.

Obyek wisata di sekitar Taman Nasional Gunung Merapi sejak bulan Maret 2020 lalu memang sudah ditutup dari kunjungan publik karena merebaknya virus COVID-19. Laporan aktivitas monyet di Kaliurang, Yogyakarta sudah turun di sekitar perumahan dan perkebunan warga. Tim APE Warrior yang telah memantau sejak April yang lalu pun segera bersiap. 

“Hari ini kita akan feeding. Monyet-monyet ini sebelumnya sering mendapatkan makanan dari pengunjung atau pemilik warung. Sebenarnya kita menghindari ‘feeding’, namun untuk mengurangi potensi konflik antara satwa liar dengan masyarakat, akhirnya kami melakukannya.”, ujar Daniek.

Warga di obyek wisata Telogo Putri, Kaliurang secara teratur telah melakukan ‘feeding’ ini. Selain itu PMI juga membawa buah-buahan dengan diawasi BPBD. “Semoga keadaan kembali berjalan normal dan monyet-monyet ini tidak turun ke kebun maupun perumahan.”. (LIA)

PEMBERSIHAN KANDANG PASKA TERTIMPA POHON

Pagi itu semua dikejutkan dengan pohon besar yang melintang di atas kandang Owi dan kawan-kawan. Untungnya Owi dkk tidak terluka sedikit pun. Hanya saja mereka kabur keluar dari kandang dan untungnya lagi mereka tidak pergi jauh dari kandang.

Kami bahu membahu menyingkirkan batang pohon dari atap kandang. Cukup berat. Cukup memakan energi untuk bisa menyingkirkan batang pohon tersebut. Dan adrenalin kami meningkat karena harus memotong kayu dari ketinggian. “Seram! Gak kebayang kalau menimpa camp tempat kami tidur. Untung… dan untung saja… orangutan-orangutan ini selamat.”, gumam Linau penuh syukur.

Entah darimana semangat kami untuk membersihkan sisa batang-batang pohon yang tersisa hingga bersih. Mungkin doa para orangutan dan para pendukung orangutan dimana pun berada. Akhirnya pekerjaan yang cukup menguras tenaga ini pun rampung juga. Meski di awal kami merasa kesulitan. Kami belum lihai mengoperasikan mesin pemotong kayu. Tidak heran, pembersihan area kandang memakan waktu tiga hari. Kami sangat berhati-hati dengan personel yang terbatas.

Hingga saat ini, kami baru berhasil membersihkan dari batang pohon yang tumbang, perbaikan kandang belum. Keempat orangutan jantan pindah ke kandang karantina, sementara orangutan Septi bergabung dengan orangutan betina lainnya. Untuk yang mau membantu COP Borneo bisa melalui https://kitabisa.com/campaign/orangindo4orangutan (NAU)

SALAK PONDOH UNTUK JOKO DKK DI WRC JOGJA

Kalau ke Yogya, jangan lupa nyicipi salak pondoh, bikin ketagihan. Bahkan bibit salak pondoh banyak diperjualbelikan dan kini sudah bisa tumbuh dimana pun. Untuk artis yang tidak bisa buka buah salak, mungkin hanya takut jari maupun kukunya menjadi rusak. Kalau orangutan? Kita coba bawakan 5 kg salak untuk mereka. Mereka yang sekarang berada di Wildlife Rescue Center Jogja. 

Ini adalah yang keenam kalinya di bulan Juni, tim APE Warrior mengirim pakan orangutan. Belanja buah dalam jumlah yang cukup besar, membuat para pedagang terheran-heran. Apakah untuk dijual lagi? Tim memang berusaha membeli dari pedagang kecil, di tengah pandemi seperti ini, perekonomian harus tetap berjalan. 

Semangkanya 30 kg, pepaya 30 kg, pisang 20 kg, jangan lupa sayurannya untuk orangutan. Sawi 10 kg dan protein dari kacang tanah 10 kg. “Belanja bikin kita bahagia…”, ujar Liany Suwito, juru bicara COP. 

Untuk kamu yang ingin membantu satwa liar lainnya, silahkan email info@orangutanprotection.com Kami membuka donasi untuk disampaikan pada satwa liar lainnya yang berada di Wildlife Rescue Center Jogja. Rencananya, bulan depan akan ada satwa liar yang dilepasliarkan ke alam. Pandemi COVID-19 mempercepat pelepasliaran ini. Satwa liar lebih baik di alam.