KELAPA MUDA UNTUK ORANGUTAN WRC JOGJA

Berada dalam ruangan terbatas tentu saja tidak mudah. Pandemi COVID-19 menyadarkan kita, betapa berada di dalam ruangan tertentu dengan gerakan yang terbatas bisa membuat depresi. Sebagian orang mencoba untuk berkebun di lahan terbatasnya, membuat masakan dari kampung halamannya atau semakin sering berinteraksi secara online dengan kerabatnya. Bagaimana dengan satwa liar yang terpaksa menghabiskan hidupnya di balik jeruji besi?

Satwa liar tersebut 100% tergantung pada manusia. Centre for Orangutan Protection dengan dukungan dari International Fund for Animal Welfare (IFAW) hadir untuk orangutan yang berada di Pusat Penyelamatan Satwa Yogyakarta, tepatnya WRC Jogja. Orangutan hasil penyitaan dari masyarakat masih terjebak di kandang-kandang besi tersebut. 

Tim APE Warrior dengan daftar belanjaan pakan orangutan lebih bervariasi untuk hari ini. “Sawi 10 kg, pepaya 26 kg, semangka 21 kg, bengkoang 10 kg akan menjadi percobaan pertama, apakah orangutan di WRC Jogja menyukainya atau tidak. Masih ada lagi, kebetulan tadi ada jeruk bali di pinggir jalan, kami pun membeli 10 kg jeruk bali. Dan 8 buah kelapa muda. Semoga saja, ketujuh orangutan sedikit lebih sibuk membuka jeruk bali dan kelapa muda.”, ujar Liany Suwito bersemangat. 

Orangutan-orangutan di Wildlife Rescue Center Jogja memang bukanlah orangutan kecil lagi. Enam dari tujuh orangutan sudah memasuki usia dewasa. Menikmati kelapa muda tentu bukanlah hal yang sulit. Tapi ada baiknya kita coba dan tunggu cerita selanjutnya ya…

MASA PANDEMI, ORANGUTAN SERING DAPAT ENRICHMENT

Kita tahu bahwa enrichment bermanfaat sebagai hiburan, pereda stres sekaligus penambahan gizi bagi satwa, khususnya yang berada di dalam kandang. Di Pusat Rehabilitasi Orangutan COP Borneo yang berada di KHDTK Labanan, kabupaten Berau, Kalimantan Timur, perawat satwa memberikan enrichment sebanyak tiga kali seminggu kepada semua orangutan.

Granat buah, umbut rotan, batang pisang, kelapa, sarang rayap dan bola berisi potongan secara bergantian dibuat dan diberikan untuk orangutan di COP Borneo. Mereka sangat antusias menerima enrichment. Apalagi selama 2 bulan terakhir sekolah hutan dihentikan karena COVID-19. Penghentian ini untuk meminimalisir kontak antara manusia dengan orangutan sebagai usaha pencegahan penularan virus corona.

Walaupun terjadwal, untuk enrichment tiga kali dalam seminggu, pencarian bahan enrichment maupun ide-ide pembuatan enrichment membuat para perawat satwa lebih sibuk dari biasanya. “Orangutan harus dibuat sibuk. Enrichment biasanya hanya bertahan paling lama satu jam. Sementara membuat satu enrichment bisa lebih dari satu jam. Lalu, ini enrichment untuk orangutan atau perawat satwa? Hahahaha…”, kelakar Jhony, kordinator perawat satwa di COP Borneo.

Ini adalah usaha para perawat satwa, untuk terus menerus memberikan variasi enrichment agar orangutan menjadi sedikit sibuk di dalam kandang. Kalau kamu ada ide enrichment selanjutnya, email kami ya? info@orangutanprotection.com (JHONY)

140 KG PAKAN UNTUK ORANGUTAN DI WRC JOGJA

Kali ini, orangutan di Wildlife Rescue Center Jogja mendapatkan menu berbeda. Ada 10 kg kacang tanah untuk memenuhi protein yang dibutuhkannya.“Sebenarnya, pengiriman empat hari yang lalu kami juga berikan kacang tanah, tapi cuman 5 kg.”, jelas Liany Suwito, juru bicara COP. Selain itu 10 kg sawi hijau akan mengikuti buah-buahan yang biasanya dikonsumsi ketujuh orangutan yang berada di WRC Yogyakarta. Total 140 kg pakan orangutan untuk pengiriman 22 Juni 2020.

Selama pandemi COVID-19, Pusat Penyelamatan Satwa yang berada di Yogya ini mengalami kesulitan pendanaan karena sumber dana yang berasal dari program relawan berbayarnya tidak dapat berjalan sesuai rencana. Centre for Orangutan Protection dengan dukungan IFAW (International Fund for Animal Welfare) yang selalu hadir dalam penanganan bencana alam, kini turut berperan untuk menyelamatkan orangutan-orangutan yang berada di sana. 

“Ada tujuh orangutan yang membutuhkan pakan dan biaya operasional seperti perawatan dan obat-obatan. Kami tidak mungkin tutup mata, terlebih BKSDA Yogya meminta kami untuk membantu. Semoga ketujuh orangutan mendapatkan kesempatan keduanya kembali.”, ujar Daniek Hendarto, direktur operasional COP usai menurunkan makanan orangutan.