WARGA DUSUN KALITENGAH LOR CEMAS AKAN TERNAKNYA

Jam menunjukkan pukul 11.00 WIB. Tim APE Warrior baru saja selesai mengangkut rumput dari Dusun Kalitengah Lor ke lokasi pengungsian ternak di Lapangan Banjarsari. Beberapa warga sudah menunggu di depan kandang ternak. Setelah menurunkan pakan dari mobil pikap, para relawan Satwa beristirahat di pos sembari mengobrol dengan warga setempat.

“Yang ini namanya rumput pebe, yang ini namanya rumput kepyuran, ada juga rumput kalanjana, macam-macam mbak. Tapi seringnya yang mbak bantu angkat itu rumput pebe”, kata Bu Narti. Bu Narti adalah pemilik dua ekor sapi di shelter ternak Banjarsari. Ia bercerita bahwa salah satu sapinya baru saja melahirkan, namun anak sapi yang baru lahir tersebut tidak tertolong karena induknya mengalami kelainan pinggul sempit, sehingga jalan lahirnya harus dipotong.

Bu Narti mengatakan masih ada ternak yang belum diungsikan ke shelter ternak karena beberapa warga masih diperbolehkan tinggal di rumahnya. “Kalau yang diungsikan ke sini itu biasanya yang dulu punya pengalaman kena dampak letusan Gunung Merapi 2010. Saya juga mengalami. Jadi kalau disuruh mengungsi, ya lebih baik mengungsi”, jelasnya diantara suara lenguhan sapi.

Bu Narti sendiri sudah memelihara sapi sejak lama. namun, sapi-sapinya tidak pernah dijual karena menurutnya akan rugi kalau tidak sedang benar-benar butuh uang. Dari obrolan bersama Bu Narti, terlihat bahwa beternak sapi merupakan bagian penting dari kehidupan warga disekitar lereng Gunung Merapi. Beberapa warga mengaku akan tetap menitipkan hewan ternaknya di lokasi pengungsian ternak selama mendapatkan bantuan dari Pemerintah dan relawan dalam hal pengangkutan pakan setiap harinya. (Inez_Orangufriends)

Comments

comments

You may also like