300 ANJING TETAP SETIA MENJAGA RUMAH AKIBAT ERUPSI GUNUNG LEWOTOBI

Lebih dari 300 anjing peliharaan menunjukkan loyalitas luar biasa dengan tetap menjaga rumah pemiliknya, meski harus menghadapi kelaparan, setelah warga di sekitar lereng Gunung Lewotobi Laki-laki terpaksa mengungsi akibat peningkatan aktivitas vulkanik. Anjing-anjing ini yang sebagian besar ditinggalkan dengan sedikit makanan atau tanpa persediaan sama sekali, tetap bertahan di sekitar rumah. Mereka menjaga wilayah dari ancaman pencurian dan gangguan hewan liar, bahkan saat pemiliknya berlindung di posko pengungsian.

“Anjing kami tetap berada di sana. Kami tahu mereka lapar, tetapi mereka tidak mau meninggalkan rumah. Mereka sudah kami anggap keluarga”, ungkap Martin, seorang pengungsi dari Desa Boru. Relawan yang kembali memantau desa-desa yang kosong menemukan banyak anjing dalam kondisi lemah akibat kelaparan. Meskipun begitu, anjing-anjing ini tetap menjalankan tugasnya dengan menggonggong atau menjaga akses ke rumah.

“Beberapa anjing terlihat kurus, tetapi mereka tetap waspada. Setiap kali kami mendekati rumah, mereka menggonggong seperti biasa”, ujar Ani, seorang relawan lokal. Ini menunjukkan betapa besar kesetiaan mereka kepada pemiliknya, meskipun situasinya sulit. Melihat kondisi ini, relawan bersama Dinas Peternakan Flores Timur setempat mulai melakukan feeding ke sejumlah desa untuk satwa yang ditinggalkan. Selain membantu warga, langkah ini juga bertujuan mencegah hewan-hewan tersebut terserang penyakit akibat kekurangan gizi. (DIT)

ORANGUTAN PALUY MENUJU BODY GOALS

Sedih, saat pertama kali melihat kondisi Orangutan Paluy yang baru tiba ditempatkan di kandang karantina BORA (Borneo Orangutan Rescue Alliance). Paluy, orangutan yang diselamatkan di daerah Kaubun pada 22 Juli 2024 yang lalu. Orangutan jantan yang tampak gagah itu mengalami malnutrisi dan kebutaan pada salah satu matanya. Yang terlintas di dalam pikiran ketika itu, tidak terbayang betapa besarnya ia nanti jika badannya kembali “berisi”. Untuk orangutan jantan dewasa, berat badan Paluy hanya di angka 45 kg. Selain tubuhnya yang kurus dan tipis rambutnya, Paluy juga sering terlihat memegang kepalanya yang dapat menandakan kesakitan yang dirasakannya. Apakah dari matanya? Karena dari hasil pemeriksaan diduga matanya mengalami phthisis bulbi. Yaitu kondisi dimana bola mata mengecil, tidak bisa melihat dan bola mata tidak berfungsi lagi.

Empat bulan sudah Paluy berada di Klinik dan Karantina BORA. Masa karantinanya telah usai, hasil medical check up nya baik, tidak menunjukkan adanya infeksi apapun. Perilakunya masih sangat waspada pada manusia, hanya pada animal keeper tertentu saja dia tidak agresif. Kebiasanya yang selalu berada di atas kandang, juga menjadi catatan penting tim BORA.

Kini Paluy semakin membaik. Gerakan tubuhnya menjadi makin lincah. Tak ada pakan yang tak dimakannya, semua dilahap habis. Badannya sudah tampak “berisi”. BCS (Body Condition Score) perlahan sudah masuk kategori ideal. Rambutnya yang dulu habis, kini mulai tumbuh kembali. Doakan Palut agar cepat pulih. Harapannya, semoga Paluy dan orangutan lainnya yang sedang menjalani perawatan bisa segera kembali ke rumah mereka. (LIS)

SFO 2024 WUJUDKAN KEBEBASAN ORANGUTAN

Sound For Orangutan (SFO) 2024 menghadirkan kembali nuansa penuh semangat dan cinta terhadap alam di Liquid Bar and Kitchen Yogyakarta pada 10 November 2024. SFO 2024 bertemakan “Wild and Free”, acara ini mencerminkan harapan besar agar orangutan dapat hidup bebas di habitat alaminya tanpa ancaman manusia. Tahun ini, SFO menjadi istimewa karena merupakan konser pertama setelah hiatus lima tahun akibat pandemi. Sejak pertama kali diselenggarakan Centre for Orangutan Protection (COP) pada 2012, SFO hadir sebagai wujud kepedulian terhadap kesejahteraan satwa liar, khususnya orangutan.

Di malam yang penuh gemuruh dan kehangatan itu, SFO berkolaborasi dengan sejumlah band legendaris yang memiliki visi sejalan dengan menjaga kelestarian alam. Rebellion Rose, Havinhell, Morning Horny, Miskin Porno, Grews, dan La Krong, kemudian ditutup Orkes Sehat Jiwa yang mengejutkan karena tak ada di jadwal sebelumnya, menjadi penutup yang membangkitkan semangat. Partisipasi para musisi ini bukan hanya sekedar menghibur, tetapi juga menjadi bentuk dukungan nyata mereka terhadap misi COP dalam menyelamatkan satwa liar dan menjaga ekosistem.

Tiket pre-sale dan on the spot habis terjual. Ruangan yang awalnya terasa besar menjadi sempit. Live sablon, dengan membawa kaos dan sedikit donasi, Orangufriends menandai kehadiranmu. Semua keuntungan didonasikan untuk pembangunan kandang habituasi di klinik dan karantina orangutan COP di Sumatra Utara. Ini hanya memastikan orangutan mampu bertahan hidup di habitat barunya. Kandang yang pada saatnya tanpa pintu, yang memungkinkan orangutan memberi keputusan sendiri, kapan dia melupakan kandang. (DIM)