SCHOOL VISIT BATTLE: INTERNATIONAL PRE SCHOOL AND SDN 006 BUSANG

Tim APE Guardian berencana untuk kunjungan ke SDN 006 Busang di desa paling hulu, Desa Mekarbaru sekaligus menyampaikan kegiatan pelepasliaran orangutan ke kantor desa tersebut. Perjalanan panjang melewati perkebunan sawit, hutan tanaman industri, hingga melewati perkebunan kelapa sawit kurang lebih 90 menit pun dilalui. Tentu saja jalan yang dilalui tak selalu rata, kadang bergelombang, berkerikil, berdebu, dan yang paling melelahkan adalah yang becek dengan tanah liat yang lengket hingga saya sebagai penumpang kendaraan roda dua harus turun dan berjalan kaki.

Bertemu Pak Yusman, wali kelas 4, satu-satunya guru yang belum pulang dan bersedia diskusi mengenai tujuan APE Guardian COP melaksanakan sosialisasi tentang orangutan dan habitatnya sebagai bagian dari kegiatan belajar. Dari sini, tim melanjutkan diskusi di rumah Pak Idin, salah satu wali kelas yang dituakan di sekolah itu. Dan berakhir di desa Long Nyelong dimana Kepala Sekolah SDN 006 Busang tinggal untuk mendapatkan izin.

Tibalah hari “Mengenal Satwa Liar Dilindungi di Indonesia khususnya Orangutan” bersama tim APE Guardian. Anak-anak tampak malu namun bersemangat. Ada siswa yang berani menjawab pertanyaan, berani maju untuk menunjukkan di mana sarang orangutan, juga semangat saat menjawab yel-yel ‘Semangat pagi, Orangutan!’.

“Antusiasme siswa-siswi SDN 006 Busang, Kaltim tidak kalah ramainya dengan respon murid-murid di International School Sophos Indonesia yang berada di Bintaro, Tanggerang Selatan tahun 2022, school visit yang dilakukan Orangufriends Jakarta. Perbedaan menonjol terlihat dari ketersediaan fasilitas jalan menuju ke sekolahan, listrik, pengetahuan yang mudah diakses melalui internet, sikap malu-malu siswa dan juga keterbatasan tenaga pengajar”, cerita Amin Wahyuni yang juga mengikuti kedua lokasi school visit Centre for Orangutan Protection (COP). Kondisi ini menjadi motivasi tersendiri bagi tim, untuk mendukung kegiatan Merdeka Belajar yang cukup kompleks dimana tak hanya menuntut penguasaan materi namun penyampaian yang meliputi komunikasi, sikap, percaya diri, dan pengalaman baru. “Segala usaha konservasi satwa liar dan usaha mencerdaskan anak bangsa untuk masa depan yang lebih, memang tidak selalu mudah. Tapi itu bisa dilakukan”, tambahnya lagi. (MIN)

Comments

comments

You may also like