APE PROTECTOR JAGA HUTAN LINDUNG SINUANGON

Setahun lebih tim APE Protector menetap dan berkegiatan di Nagari Sontang Cubadak, Pasaman, Sumatra Barat. Pada 6 Mei yang lalu, tim PAGARI atau Patroli Anak Nagari mengecek kamera jebak yang telah dipasang sebulan lalu di Hutan Lindung Sinuangon (Pasaman Raya) tersebut. Selain monitoring kawasan, tim juga berkesempatan observasi satwa liar dan sayangnya gangguan habitat masih juga ada.

“Beruntungnya kalau lagi patroli, kita bisa berjumpa langsung dengan satwa liar yang juga kaget dengan kehadiran kita. Kali ini tim berjumpa dengan satu ekor Simpai (Presbytis melalophos) yang merupakan monyet endemik Pulau Sumatra. Selain itu, tim juga berhasil mendokumentasikan burung raja udang walau dengan kamera yang sangat terbatas. Sepanjang perjalanan, suara-suara alam serta kepakan burung enggang menemani perjalanan yang medannya cukup ekstrim. Secara tidak langsung, tim juga mengidentifikasi kehadiran babi hutan dan rusa lewat jejak yang ditinggalkan”.

Suara gergaji mesin dikejauhan menandakan aktivitas manusia yang membawa kayu turun dari lokasi hutan. Dentuman pohon roboh yang menyentuh tanah menandakan gangguan habitat masih terpantau aktif di area kawasan Hutan Lindung. Beda punggunggan dan tim harus kembali fokus menjemput kamera jebak.

Dari empat kamera yang terpasang sejak 6 April yang lalu, tertangkap kamera babi hutan. Kehadiran babi hutan tiga bulan berturut-turut membuat tim lega. Semoga ini tanda berakhirnya virus ASF (African Swine Fever). Jika perjumpaan langsung dengan jejaknya saja, kini, tim menyaksikannya langsung, termasuk rusa dari kamera jebak. Kehadiran Macan dahan, Musang congkok, Tikus hutan, Tupai tanah, Bajing tanah bergaris tiga, Sigung Sumatra, landak Sumatra, Musang bulan, Burung puyuh, Kucing Emas, dan Sinpai menambah deretan keanekaragaman satwa liar di hutan ini. Tak lupa si Beruk yang selalu eksis di hapir setiap kamera jebak. Satwa liar di hutan aja. (REV)

Comments

comments

You may also like