MARY, SI PENGUASA SEKOLAH HUTAN

Malam ini, hujan deras disertai petir menghampiri pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo. Orangutan-orangutan di kandang pasti meringkuk kedinginan dengan sedikit tampiasan air hujan. Jika di alam liar, berteduh hanya berharap pada kanopi hutan, itupun jika pilihan membuat sarang tidak di atas kanopi hutan. 

Mary, orangutan kecil ini baru berusia dua tahun. Sejak tim APE Defender mengevakuasinya dari kandang kayu di belakang rumah warga Long Beliu, Kalimantan Timur, tim memperhatikan tingkah lakunya. Mary masih cukup liar. Mary terlihat takut dengan manusia. Dia juga berusaha mempertahankan diri dengan menunjukkan deretan giginya. Menurut warga yang memeliharanya, Mary sudah tiga bulan dalam pemeliharaannya. “Tiga bulan yang sulit pastinya untuk Mary.”, gumam Linau, perawat satwa di COP Borneo.

Mary adalah orangutan yang paling sulit diajak turun dari pohon. Jika sudah tiba di sekolah hutan, dia langsung memanjat pohon dan tidak turun lagi. Bahkan saat matahari mulai terbenam. Tak jarang, Mary bermalam di sekolah hutan. Dan itu membuat para perawat satwa kesulitan.

Lalu, apakah tidak sebaiknya Mary dilepasliarkan saja? Pelepasliaran orangutan bukanlah hal yang mudah. Orangutan akan dilepasliarkan harus melalui rangkaian tes medis, selain itu juga harus diikuti dengan kemampuar perilaku alamiahnya, mulai dari memanjat, membuat sarang, mencari pakan alami dan lainnya. Usia orangutan juga menjadi perhatian tim, karena dengan usia dan tubuhnya yang kecil, kekawatiran pada kemampuanya bertahan hidup masih diragukan. Ya, Mary masih harus bersabar dan terus berkembang. Jika waktunya, Mary akan kembali ke habitatnya.

Comments

comments

You may also like