COP SCHOOL BATCH #5 BERLANGSUNG

35 anak muda dari berbagai daerah di Indonesia telah tiba di kawasan Kampus COP di Yogya. Mereka telah lolos seleksi, mengalahkan 85 orang lainnya yang melamar program COP School Batch #5. Program pendidikan ini berlangsung selama 5 hari di Yogya dan 6 bulan penugasan di daerah masing – masing.

COP School diampu oleh para praktisi konservasi seperti Panut Hadisiswoyo (OIC), Jamartin Sihite (BOSF) dan Hardi Baktiantoro (COP). Pada Batch #5 tahun ini, International Fund for Animal Welfare menerjunkan 2 orang staffnya, Jennifer Gardner dan May Felix untuk menjadi pelatih.

Para siswa dan alumni COP School adalah energi segar untuk upaya perlindungan satwa liar di Indonesia. Selepas dari program ini, mereka membantu COP dan berbagai proyek konservasi di Indonesia. COP School telah diikuti oleh 170 anak muda. Selain dari Indonesia, beberapa siswa berasal dari Australia, Korea dan Malaysia.

Yippee, fruit season is coming

Our decision to move all orangutans from our temporary shelter to new centre on April 2015 was right. The fruit season is coming now in Labanan forest, so the orangutans can adapt better to new environment. They may  try various wild fruit while forest school or we can buy it from locals for those who still have to sit the cages like Ambon and Debbie.

 

Keputusan kita untuk memindahkan orangutan dari penampungan sementara ke pusat rehab baru pada bulan April 2015 adalah tepat. Musim buah sedang datang dengan demikian orangutan bisa beradaptasi dengan lebih di lingkungan baru. Mereka boleh mencoba beragam jenis buah liar selama sekolah hutan atau kami membelinya dari masyarakat setempat untuk diberikan pada orangutan yang masih harus duduk di kandang seperti Ambon dan Debbie.

LEARN FROM THE BEST

Jamartin, Panut and Hardi are back to COP School. They confirmed to be there as mentor. Jamartin, the CEO of the BOS Foundation and Panut, the Founding Director of the YOSL/ OIC are among the mentors of the COP since since Batch #3 back in 2013. Hardi himself is the Principal of COP.

These 3 key people in orangutan conservation world believe that training the new generation of animal activists in a strategic investment for our future. Especially since the animal activism is something “strange” in a developing country like Indonesia.

More than 135 people were train in COP School and they play important role in many conservation projects in Indonesia. COP has started COP School back in 2010 and now it is likely being join education project between COP, BOSF and YOSL / OIC. Since Batch #3 (2013), we also accept foreign students. For this year, we have students from Malaysia and Korea.

 

BELAJAR DARI YANG TERBAIK.

Jamartin, Panut dan Hardi kembali ke COP School. Mereka telah mengkonfrmasi akan hadir sebagai pelatih. Jamartin, CRO dari Yayasan BOS dan Panut, Direktur Pendiri YOSL / OIC adalah sebagian dari para pelatih di COP School sejak Batch #3 di tahun 2013. Hardi sendiri adalah Kepala di COP.

3 orang kunci di dunia konservasi orangutan ini percaya bahwa pelatihan generasi baru di bidang “Animal Activism” adalah investasi strategis untuk masa depan kita. Terutama sejak hal itu dipandang sebagai sesuatu yang asing di negeri berkembang seperti Indonesia.

Lebih dari 135 orang sudah dilatih di COP School dan mereka memainkan peran penting di banyak proyek konservasi di Indonesia. COP memulai COP SChool di tahun 2010 dan sekarang nampaknya sudah menjadi semacam program bersama bagi COP, BOSF dan YOSL/OIC. Sejak Batch #3 (2013) kami menerima siswa asing. Untuk tahun ini, mereka berasal dari Malaysia dan Korea.