FELIX TERBEBAS DARI SERAMNYA MINUM OBAT

Pada 15 Januari malam, Felix sedikit bingung karena Rara, babysitter yang menjaganya hanya membawa air minum hangat dan termometer. Sedikit lebih malam, Rara hanya memberi susu lalu mengukur suhu tubuh Felix. Malam itu, Felix menunggu barangkali serangan obat harus ia antisipasi. Tapi Rara tak datang lagi, hingga ia tertidur. Begitupun tiga hari kemudiannya, babysitter Janet tidak terlihat melayangkan obat apapun.

Felix datang ke Pusat Rehabilitasi BORA (Borneo Orangutan Rescue Alliance) dua minggu yang lalu. Badannya penuh luka, sehingga ia lewati hari dengan demam mencapai 40 derajat Celsius. Saat itu badannya lemas, ia hanya tertidur dan banyak minum di gendongan babysitter. Seluruh sudut tempat rehabilitasi ini sangat asing untuknya dan ia harus beradaptasi sambil merasakan panas tubuhnya yang meningkat.

Setiap hari, dokter hewan dan paramedis mengunjunginya untuk membersihkan luka dan memberi obat. Termometer tembak sering sekali mendarat di permukaan tubuhnya. Setiap hari juga, anusnya dideteksi suhu dan selalu menunjukkan angka yang membuat semua orang khawatir. Banyak miligram obat yang ia telan, hingga babysitter dan tim medis perlu bergantian menjaganya sepanjang malam hingga esok pagi.

Usaha untuk sembuhnya kuat, sekarang tenaganya sudah lebih terisi. Tangisan yang kencang, minat makan yang akhirnya datang, hingga insiden memanjat tiang karena merasa sendirian menjadi indikator Felix semakin membaik. Keinginannya untuk bermain dan eksplorasi juga semakin tinggi. Sesekali, genggaman kuatnya terlepas dari babysitter dan merangkak menjauh sekedar membayar rasa penasaran atau mengambil makanan. Meskipun pengobatannya sudah selesai, ia masih tetap dalam observasi karena suhu tubuh yang belum stabil. Penyembuhan luka di kepala dan tangannya tetap menjadi prioritas, berharap demam karena pengaruh imun tidak akan menghampiri lagi. (RAR)

ORANGUTAN PINGPONG MENJALANI PELATIHAN PINDAH DAN DUDUK

Saya Seno Wicaksono, trainer di Pusat Rehabilitasi BORA (Borneo Orangutan Rescue Alliance), memiliki kesempatan langka untuk melatih Pingpong, orangutan cerdas dan lincah yang kurang beruntung. Pingpong memiliki masalah di seluruh giginya yang menjadikannya penghuni selamanya BORA. Pingpong memiliki energi dan rasa ingin tahu tak terbatas. Ia banyak melakukan aktivitas di kandang, saya terkesan dengan kecerdasan dan antusiasme Pingpong. Ia langsung menarik perhatian saya dengan gerakannya yang lincah dan penasaran. Saya tahu bahwa Pingpong memerlukan bimbingan untuk mengembangkan perilaku sehat di lingkungan buatan ini.

Training Pingpong bertujuan untuk memindahkannya dari kandang satu ke kandang lain tanpa menggunakan obat bius. Kami fokus pada instruksi “pindah” dan “duduk” dengan bantuan madu sebagai motivasi. Pingpong sangat responsif dan cepat memahami instruksi. Training dilakukan selama 20 menit, dengan 10 menit training dan 10 menit istirahat. Kami bergantian antara training dan istirahat per 5 menit. Setelah training, saya memberikan penghargaan berupa makanan favoritnya. Pingpong sangat menyukai madu dan makanan lain seperti buah naga, pepaya, ubi rebus dan pisang.

Ada hal-hal yang harus diperhatikan sebelum training dilakukan. Saya harus memastikan kandang bersih dan bebas enrichment, serta tidak memberikan enrichment sebelum training. Kandang angkut sebagai tempat tujuan instruksi pindah pun harus dalam kondisi bersih juga. Kondisi Pingpong seperti aktivitas reguritasi, feses, dan perilaku Pingpong pun juga masuk dalam laporan yang tak terpisahkan, termasuk kondisi alam seperti cuaca panas atau sedang hujan dan suara-suara gangguan yang saat training dilakukan. Kondisi-kondisi ini menjadi evaluasi keberhasilan training.

Dalam waktu singkat, Pingpong menunjukkan kemajuan signifikan. Reguritasi dan perilaku buruknya berkurang. Selama training, Pingpong juga memiliki fokus yang baik dalam mendengarkan instruksi trainer. Pingpong dan saya merayakan kerjasama ini. Training Pingpong menjadi bukti bahwa kesabaran dan ketekunan bisa mengubah hidup. Saya bangga menjadi bagian dari petualangan Pingpong. Kami menjadi teman baik, membuktikan bahwa cinta kasih dan kepercayaan menjadi awal kebersamaan kami. (SEN)

TREES DAN DAUN, PINDAH HUTAN UNTUK LANJUTKAN HIDUP

Hanya sehari setelah pelepasliaran Juliana, Tim COP (Centre for Orangutan Protection) menerima kabar, ada dua orangutan liar, satu jantan dan satu betina yang akan ditranslokasi ke kawasan rilis orangutan Hutan Lindung Gunung Batu Mesangat. Habitat mereka yang sebelumnya telah terkikis akibat aktivitas manusia sudah tidak layak untuk dihuni. Setelah proses evakuasi yang penuh kehati-hatian, kedua orangutan ini diserahkan kepada tim APE Guardian yang bertugas di kawasan pelepasliaran.

Untuk memudahkan penyebutan orangutan yang dimaksud, orangutan yang berjenis kelamin jantan diberi nama Daun karena terlihat lebih tenang namun tetap penuh kewaspadaan. “Kenapa kita beri nama Daun?”, tanya salah satu anggota APE Guardian sambil memperhatikan orangutan jantan tersebut. “Karena dia terlihat setenang daun yang melayang di udara, meskipun dia pasti menyimpan kekuatan besar di dalam dirinya”, jawab drh. Tetri degans senyum kecil. “Lalu bagaimana dengan Trees?”, tanya yang lain lagi. “Dia tampak seperti pohon yang kokoh dan melindungi”, sahut yang lain sambil menunjuk orangutan betina yang berada di dalam kandang yang ribut, sibuk mengusir orang-orang di dekatnya. “Semoga nama-nama ini membawa keberuntungan untuk mereka”, kata drh. Tetri yang bertugas mengawasi kondisi medis orangutan, mengakhiri diskusi dengan nada penuh harapan. Nama mereka terinspirasi dari pepohonan yang menjulang tinggi di kawasan pelepasliaran, simbol kehidupan baru yang menanti mereka.

Setelah 24 jam lebih berada di kandang selama dalam perjalanan, keduanya akhirnya kembali bebas pada tanggal 12 Januari 2025 kemarin. Di dampingi BKSDA Kalimantan Timur, proses translokasi berjalan dengan baik dan lancar walau dengan tim yang sangat minimalis. Pemindahan kandang angkut dari mobil ke dermaga dan perahu dilakukan tim kecil ini. Begitu pula saat pemindahan dari perahu ke titik rilis yang benar-benar menguras tenaga. Daun maupun Trees dengan lincah bergegas memanjat pohon setelah pintu kandang angkut dibuka. Minggu sore, dua jiwa yang sempat terancam nyawanya kini kembali ke rumah baru, hutan yang bebas dari gangguan manusia. (DIM)