SOUND FOR ORANGUTAN 2015 YOGYAKARTA

Sekali lagi #Orangufriends membuat bangga Centre for Orangutan Protection dengan menggelar acara #SoundForOrangutan 2015 di Liquid Cafe Jogja pada tanggal 13 Oktober yang lalu. Orangufriends yang merupakan tulang punggung kekuatan COP dalam menggerakkan masyarakat untuk perlindungan orangutan dan habitatnya mengajak para musisi untuk ikut terlibat pelestarian orangutan Indonesia. Band Downforlife, Seringai, FSTVLST, SriPlecit, Broken Rose dan Miskin Porno membangun semangat anak-anak muda Yogyakarta untuk perduli lingkungan sekitar.

 

Sound For Orangutan adalah acara amal musik tahunan yang dikoordinir Orangufriends (kelompok pendukung Centre for Orangutan Protection). Kebetulan di tahun ke-4 nya diselenggarakan di kota gudeg, tidak di Jakarta seperti tahun sebelumnya. Kreatifitas Orangufriends dituangkan dengan menjual kaos dengan tema “Way Back Home”. Dari modal menjual kaos, orangufriends menyelenggarakan acara tahunan ini. Keseluruhan keuntungan SFO diserahkan untuk COP Labanan dimana ada 14 orangutan yang sedang belajar untuk menjadi orangutan liar.

 

Sound For Orangutan dedukung oleh Bintang, Starcross, Nimco, Petrichor Tatto, TFT, Bu Bagyo Colombo, Creatia, Freak kaos, Lali Djoengkatan, dan Juragan Gelang. Media publikasi nya dibantu oleh Jogja TV, RBTV, Kedaulatan Rakyat, 106,1 FM Geronimo dan Qwerty Radio. Tidak ketinggalan Carravelle Lover’s Community ikut berpartisipasi dengan menyediakan transportasi untuk mobilitas panitia dan pendukung acara.

LEARN FROM THE BEST

Jamartin, Panut and Hardi are back to COP School. They confirmed to be there as mentor. Jamartin, the CEO of the BOS Foundation and Panut, the Founding Director of the YOSL/ OIC are among the mentors of the COP since since Batch #3 back in 2013. Hardi himself is the Principal of COP.

These 3 key people in orangutan conservation world believe that training the new generation of animal activists in a strategic investment for our future. Especially since the animal activism is something “strange” in a developing country like Indonesia.

More than 135 people were train in COP School and they play important role in many conservation projects in Indonesia. COP has started COP School back in 2010 and now it is likely being join education project between COP, BOSF and YOSL / OIC. Since Batch #3 (2013), we also accept foreign students. For this year, we have students from Malaysia and Korea.

 

BELAJAR DARI YANG TERBAIK.

Jamartin, Panut dan Hardi kembali ke COP School. Mereka telah mengkonfrmasi akan hadir sebagai pelatih. Jamartin, CRO dari Yayasan BOS dan Panut, Direktur Pendiri YOSL / OIC adalah sebagian dari para pelatih di COP School sejak Batch #3 di tahun 2013. Hardi sendiri adalah Kepala di COP.

3 orang kunci di dunia konservasi orangutan ini percaya bahwa pelatihan generasi baru di bidang “Animal Activism” adalah investasi strategis untuk masa depan kita. Terutama sejak hal itu dipandang sebagai sesuatu yang asing di negeri berkembang seperti Indonesia.

Lebih dari 135 orang sudah dilatih di COP School dan mereka memainkan peran penting di banyak proyek konservasi di Indonesia. COP memulai COP SChool di tahun 2010 dan sekarang nampaknya sudah menjadi semacam program bersama bagi COP, BOSF dan YOSL/OIC. Sejak Batch #3 (2013) kami menerima siswa asing. Untuk tahun ini, mereka berasal dari Malaysia dan Korea.

 

We are developing COP Campus

For about 5 years, we rely on the generosity of the Daniek’s family that provide us free house for office and camp for the APE Warrior Team and COP School in Yogya. As it is located in the middle of neighbourhood, off course we often disturb environment. Can you imagine how bad the noise from many youngsters everyday? That is why we feel that we need to develop our own, away from kampong. Again, the Daniek’s family show their generosity. They provide us land in the middle of paddy field. Wow! A Javanese traditional house in a beautiful place. Today, we set up main frames. Hopefully, the main building will be settled within two week. For the students of the COP School Batch #5, you will be there!

Selama kurang lebih 5 tahun, kami mengandalkan kebaikan dari keluarga Daniek yang menyediakan kami rumah gratis untuk kantor dan kamp bagi APE Warrior dan COP School di Yogya. Dikarenaan terletak di tengah pemukiman, tentu saja kami sering menyebabkan gangguan. Daptkah kamu membayangkan suara berisik yang ditimbulkan oleh banyak anak muda setiap hari? Karena itulah kami merasa bahwa kami perlu membangun sendiri tempat kami, jauh dari Kampung. Lagi, keluarga Daniek menunjukkan kebaikannya. Mereka menyediakan lahan di tengah sawah padi. Wow! Akan berdiri sebuah rumah tradisional Jawa di tempat yang indah. Pada hari ini kami memasang kerangka bangunan utama. Diharapkan, akan selesai dalam waktu 2 minggu. Bagi para siswa COP School Batch #5, kamu akan berada di sana!