PENCURI NUTRISI DI USUS ORANGUTAN
Tahukah kamu ada parasit yang memanfaatkan usus sebagai rumahnya? Salah satu parasit itu adalah Hymenolepsis sp. yang merupakan cacing kelas cestoda yaitu cacing parasit dengan bentuk badan pipih dan bersegmen-segmen. Parasit ini akan menjadikan usus halus sebagai tempat tinggal untuk menjadi dewasa dan bereproduksi secara seksual. Sering kali parasit ini berada di rodensia seperti tikus dan hamster, ditemukan juga di non human primata seperti orangutan dan juga menjadi salah satu infeksi cacing pita yang biasa terjadi pada manusia di seluruh penjuru dunia. Infeksi Hymenolepsis sp akan menyebabkan penyakit Hymenolepsiasis.
Cacing Hymenolepsis sp. yang dijumpai di orangutan akan menimbulkan gejala yang bersifat subklinis pada orangutan dewasa, sedangkan pada orangutan muda dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan hingga kematian. Sama halnya pada manusia, tidak ada gejala tertentu pada manusia dewasa,namun jika infeksi terjadi secara berkepanjangan pada anak kecil, parasit ini dapat menyebabkan diare yang dapat disertai dengan darah, gatal pada area dubur, kenaikan maupun penurunan nafsu makan, sakit kepala, sakit perut, muntah-muntah bahkan penurunan berat badan.
Penularan Hymenolepiasis pada orangutan terjadi ketika orangutan memakan tanah yang terkontaminasi telur cacing Hymenolepsis sp. “Betul, dia bersifat zoonosis, hewan yang terinfeksi bisa menularkan ke manusia begitu pun sebaliknya. Manusia yang terinfeksi bisa menularkan ke hewan. Sedangkan penularan pada manusia, terjadi ketika manusia memakan makanan dan minuman yang terkontaminasi”, jelas Miftachul Hanifah, paramedis orangutan di BORA.
Feses rodensia dan primata yang terinfeksi dapat membuat makanan, air dan tanah terkontaminasi. Penularan Hymenolepiasis bisa terjadi secara autoinfeksi dengan tertelannya telur cacing yang menempel pada jari, makanan air maupun tanah. Bisa juga dengan tidak sengaja menelan serangga seperti kutu beras atau kumbang yang telan menelan telur cacing sehingga di dalam serangga tersebut terdapat larva cacing yang hidup. Telur cacing yang tertelan oleh rodensia, primata dan manusia akan menetas di dalam usus halus lalu akan tumbuh menjadi larva lalu menjadi cacing dewasa sedangkan larva pada serangga yang tertelan akan berkembang dalam usus halus menjadi cacing dewasa. Cacing Hymenolepsis sp di usus halus tidak hanya tinggal saja namun cacing ini akan menganggu penyerapan nutrisi yang dibuthkan tubuh dengan cara memakan nutrisi yang ada dalam usus halus. Cacing ini memerlukan nutrisi untuk tumbuh dan bereproduksi di dalam usu halus.
Jadi, bagaimana cara mencegah agar kita bisa terhindar dari cacing Hymenolepsis sp ini, serasa tidak mungkin ya? Karena telur cacingnya bersifat mikroskopis dan kita tidak akan bisa melihat dengan kasat mata apabila makanan dan minuman yang kita konsumsi itu terkontaminasi, kita juga tidak bisa mengontrol penyebaran feses hewan yang bisa membuat makanan, air dan tanah terkontaminasi. Apabila di jari tangan menempel telur cacing ini pun pasti kita tidak sadar.
Tenang… masih ada cara kok untuk terhindar dari infeksi Hymenolepsis sp ini. Terapkan hal-hal berikut ini ya. Pertama cuci bersih buah dan sayuran, Cuci tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet, cuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan makanan dan sebelum makan. Stop kebiasaan menyentuh-nyentuh hidung dan mulut serta hentikan kebiasaan memasukkan jari ke mulut ataupun menggigit-gigit kuku jari. (TAT)
Sumber:
– Parasite in Humans Find the Nastiest Parasite in Human (https://www.parasitesinhumans.org/hymenolepis-nana-dwarf-tapeworm.html)
– Diagnostic Parasitology for Veterinary Technicians 4th edition (Charles M. Hendrix Ed Robinson Tahun 2012
– Veterinary Clinical Parasitology (Anne M. Zajac etc tahun 2021)



