JEJAK SUNYI, MENELISIK SATWA LIAR DI MALAM HARI

Malam itu, kabut menggantung rendah di antara pepohonan ketika tim APE Guardian melangkah masuk ke kawasan Hutan Lindung Gunung Batu Mesangat. Berbekal headlamp, kamera, dan sepatu yang setia menemani perjalanan, kami kembali menyusuri hutan yang sudah akrab namun selalu menyimpan kejutan. Malam bukan sekedar waktu beristirahat bagi hutan, melainkan saat kehidupan lain perlahan menampakkan diri.

Kegiatan kali ini berfokus pada pengamatan reptil, amfibi, dan burung. Pada malam hari, banyak sekali burung sedang beristirahat sehingga lebih mudah diamati dan didokumentasikan. Kami berjalan perlahan menyusuri jalur setapak dan aliran anak sungai yang jernih, menoleh ke kanan dan kiri, berharap menemukan satwa yang bersembunyi di balik rimbun dedaunan. Suara serangga berpadu dengan gemerisik air, menciptakan suasana sunyi yang hidup. Setiap gerakan kecil kami amati dengan seksama, seolah menjadi petunjuk keberadaan makhluk malam yang kami cari.

Tak lama berselang, seekor Paok delima terbang melintasi saat tersorot cahaya headlamp. Kami segera mematikan lampu dan menunggu dengan sabar. Benar saja, burung itu kembali hinggap di sebuah ranting, memberi kami kesempatan untuk mendokumentasikannya. Beberapa langkah kemudian, suara ranger memanggil dari depan, “kini unsuwi”, dalam bahasa Dayak Kenyah yang berarti “ke sini ada burung”. Kami segera menghampiri dan di hadapan kami tampak seekor Seriwang asia bertengger tenang di atas liana. Burung ini jarang terlihat di siang hari, lebih sering melintas cepat dan menghilang di balik semak.

Perjalanan berlanjut menyusuri aliran sungai kecil yang menjadi rumah bagi katak dan ular. Dengan langkah pelan, kami menyusuri air dingin yang membasahi pinggang. Di tepian sungai yang sunyi, dua ekor katak bersahut-sahutan, suaranya lembut seperti nyanyian alam yang mengiring turunnya hujan malam. Suasana hutan terasa semakin rapat, seolah menyimpan rahasia yang belum sepenuhnya terungkap.

Tiba-tiba, langkah kami terhenti. Di balik anyaman akar pohon tua, tampak seekor ular kobra bersembunyi dalam diam. Anggun dan waspada, sisiknya yang gelap berkilau lembut terkena cahaya senter. Dalam momen itu, waktu seakan melambat. Kami terdiam sejenak, menyadari bahwa di hadapan kami berdiri salah satu penjaga sunyi hutan malam, hadir tanpa suara namun penuh wibawa. (LUT)

Comments

comments

You may also like