
AWAL PERJALANAN BETI DI PUSAT REHABILITASI BORA
Awal Agustus yang lalu, pusat rehabilitasi BORA menyambut kedatangan satu individu orangutan eks-peliharaan ilegal. Beti, orangutan betina yang telah dipelihara sejak 2001, akhirnya diserahkan pemiliknya karena sudah menunjukkan perilaku liar dengan tenaga yang semakin kuat. Selama perjalanan panjang menuju pusat rehabilitasi, Beti di dampingin dokter hewan yang senantiasa memantau kondisi dan kesehatannya di dalam kandang angkut.
Ketika tiba di area karantina BORA (Borneo Orangutan Rescue Alliance), Beti diobservasi secara intens oleh perawat satwa, biologis, dan tim medis. Observasi perilaku dan kesehatan ini menjadi acuan penentuan diet, perawatan kesehatan, hingga penyesuaian kondisi kandang yang didasari lima prinsip kesejahteraan satwa. Namun ternyata, proses adaptasi Beti di lingkungan baru cukup fluktuatif dan sulit ditebak.
Dengan estimasi umur 25 tahun, Beti tidak memiliki perilaku umu layaknya orangutan liar seumurnya dan memiliki variasi pilihan pakan yang rendah. Ia belum mampu lokomosi arboreal seperti brakiasi di jalinan tali instalasi kandang. Postur ketika makan pun didominasi dengan duduk, telentang, dan tengkurap. Pemeliharaan ilegal yang sangat lama di kandang beton tertutup menyebabkan Beti tidak memiliki kesempatan untuk bergerak secara alami dan melatih kekuatan otot lengannya. Hal ini turut disertai dengan ragam aktivitasnya yang rendah selama di kandang.
Untuk menstimulasi aktivitas dan minat Beti terhadap berbagai jenis pakan, para staf yang bertugas di area karantina gemar memberikan berbagai macam pengayaan (enrichment) menggunakan bahan-bahan alam. Mulai dari berbagai jenis bunga, dedaunan, sarang rayap, hingga buah-buahan yang dimanipulasi secara visual. Ternyata Beti tertarik dengan bunga berwarna cerah seperti bandotan, eceng gondok, dan belimbing. Ia memperhatikan, mengonsumsi, dan membawa bunga-bunga itu sambil mengeksplorasi kandang. Palatabilitas Beti juga meningkat ketika menu pakannya dibentuk kubus. Berbagai buah, sayur, dan protein yang dipotong dadu akan dikonsumsi Beti dengan lahap, khususnya di sore hari. Ice block berisi potongan buah juga diberikan. Uniknya, Beti selalu menyimpan ice block di tempat yang sama dan baru mengonsumsi buahnya ketika es sudah mencair.
Pakan favorit Beti juga menjadi bahan dasar pembuatan food enrichment. Enrichment ini bertujuan mengenalkan variasi pakan alami, menstimulasi kemampuan mencari pakan, mengenalkan materi alami yang ada di habitat asli hingga menurunkan tingkat stres Beti selama fase karantina.
Rehabilitasi yang dijalani Beti akan panjang. Ada banyak keterampilan bertahan hidup yang harus ia kuasai sebelum rilis ke habitat aslinya. Perlu dukungan, dedikasi, dan inovasi dari seluruh pihak di pusat rehabilitasi untuk memberi Beti kesempatan baru di hidupnya. Dalam proses ini, Beti tidak belajar sendirian. Para staf yang menyertainya juga akan mempelajari hal-hal baru untuk mendukung proses rehabilitasi yang efektif. (FAR)