DESINFEKSI PAKAIAN PERAWAT SATWA SEBELUM KE KANDANG

Pandemi Covid 19 spontan membuat seantero dunia panik. Begitu juga kami yang bekerja di garda depan Pusat Rehabilitasi Orangutan. Kami bisa saja menginfeksi belasan orangutan yang sedang menjalani masa rehabilitasi untuk menunggu giliran lepasliar.

Oleh karenanya sejak tertanggal 28 Maret lalu, Pusat Rehabilitasi COP Borneo status pencegahan Covid-19 melejit dinaikkan menjadi awas. Itu berarti kami benar-benar mengurangi intensitas mobilitas kemana pun. Semua staf melakukan karantina diri di area camp COP Borneo. Ketika mayoritas di luar sana menerapkan Work From Home, kami tidak bisa menerapkan itu. Kami masih harus mengurus belasan orangutan yang berada di kandang. Meskipun begitu, kami sepakat untuk mengurangi intensitas keluar camp. Perawat satwa juga tidak bisa mengambil jatah liburnya.

Berbagai tindakan pencegahan penularan Covid-19 makin digalakkan. Mulai penyediaan fasilitas kebersihan di camp, juga yang tak kalah penting adalah melakukan penyemprotan cairan desinfektan. Di area camp dan tentunya para perawat satwa juga mendapat jatah disenfeksi sebelum memasuki area kandang.

Semua perawat satwa tampil lebih nyentrik dari biasanya, kini mereka harus mengenakan baju khusus (wearpack) yang sebenarnya sudah ada dan harus mereka pakai setiap ke kandang namun karena kurang nyaman dan membatasi gerak serta panas, mereka memilih untuk mengenakan kaos COP dan celana pendek. Sekarang, mau tidak mau harus dikenakan. Sementara masker dan gloves memang sudah jadi kewajiban, bedanya sekarang harganya begitu melambung dan menghilang dari pasaran. Centre for Orangutan Protection sampai memanggil para relawannya untuk donasi langsung masker maupun sarung tangan medis. 

Setiap pagi maupun sore, para perawat satwa berjejer, ngantri untuk diperiksa suhu tubuhnya dan disenfeksi. “Covid-19 merupakan virus baru yang belum diketahui secara detil seperti apa. Sehingga segala tindakan preventif penularan Covid-19 kepada manusia dan orangutan yang berada di kandang, harus kami lakukan.”, ujar drh. Flora Felisitas. (WID)

Comments

comments

You may also like