OPENING OF THE 3rd ART FOR ORANGUTAN

Finally, the artists talk about orangutans through their work. For the next four days, the 3rd Art For Orangutan will be held at the Jogja National Museum. There are 205 artists involved from all over the world. “I was surprised when I was called by the customs, related to the work of a French artist. But after the artist sent fees that we have to redeem, we could take the work to show it off.”, said Ramadhani from the Centre for Orangutan Protection.

The opening was enlivened by bands that were willing to perform at no cost. “It’s a charity event, we are happy to be able to take part. This is how we speak. #SawitBrengsek”.”, said Daniek Hendarto who is a vocalist for a punk band Miskin Porno. Besides Miskin Porno, the opening of Art For Orangutans also included Dirty Glass, Not A Woy, Tiger Paw, Since K.O., Martyl and Umar Haen.
“Those are the musicians who have repeatedly performed in the charity event held by Orangufriends. Orangufriends itself is an orangutan support group. They are volunteers who come from Jakarta, Surabaya, Bandung and Yogyakarta.”, added Ramadhani.

Not only that, Ridki R Sigit from Mongabay Indonesia and the Huhum Hambilly participated in the discussion on the first day. Announcement of Short Story Writing Contest with the theme “A Good Life for Orangutan” was also an awaited event. Dwi Asih Rahmawati won the first place with the title of “Opera Cinta Minah”, Fahmi Nurul Fikri won the second place with the title “Hoo the King” and “The Beauty of the Future” by Rania Thahirah won 3rd place.

Art For Orangutan, an exhibition across ages, genders, backgrounds, cultures and generations to promote love of orangutans as Indonesia’s proud animal.(EBO)

PEMBUKAAN ART FOR ORANGUTAN KE-3
Akhirnya, para seniman bersuara tentang orangutan lewat karyanya. Selama empat hari kedepan, Art For Orangutan ke-3 akan digelar di Jogja Nasional Museum. Ada 205 seniman yang terlibat dari seluruh dunia. “Sempat kaget saat dipanggil bea cukai, terkait karya dari seniman Perancis. Tapi setelah seniman mengirim biaya yang harus kami tebus, karya bisa kami ambil untuk dipajang.”, ujar Ramadhani dari Centre for Orangutan Protection.

Hari pertama pembukaan dimeriahkan band yang bersedia tampil tanpa biaya. “Namanya juga acara amal, kami senang bisa mengisi acara. Ini cara kami bersuara. #SawitBrengsek”, ujar Daniek Hendarto yang merupakan vokalis band punk Miskin Porno. Selain Miskin Porno, pembukaan Art For Orangutan juga diisi Dirty Glass, Not A Woy, Tiger Paw, Since K.O., Martyl dan Umar Haen.
“Mereka musisi yang sudah berulang kali mengisi acara amal yang diselenggarakan Orangufriends. Orangufriends sendiri merupakan kelompok pendukung orangutan. Mereka relawan yang datang dari Jakarta, Surabaya, Bandung dan Yogyakarta sendiri.”, tambah Ramadhani.

Tak hanya itu, Ridki R Sigit dari Mongabay Indonesia dan Huhum Hambilly ikut mengisi diskusi hari pertama. Pengumuman Lomba Penulisan Cerita Pendek dengan tema “A Good Life for Orangutan” pun menjadi acara yang ditunggu-tunggu. Dwi Asih Rahmawati dengan judul Cerpen “Opera Cinta Minah” menjadi juara 1. “Hoo si Raja” yang merupakan karya Fahmi Nurul Fikri menempati juara kedua. “Indahnya Bumi Masa Depan” karya Rania Thahirah menyabet juara 3.

Menariknya lagi, di hari pertama ini, ada Live Screen Print dari Survive Garage dengan desain dari Anti Tank dan Sebtian. “Cukup dengan membawa satu kaos polos dan sablon di tempat. Cukup donasi Rp 20.000,00 saja.”. Art For Orangutan, sebuah pameran lintas usia, gender, latar belakang, budaya dan generasi agar semakin luas dan semakin mencintai orangutan sebagai satwa kebanggaan Indonesia. Untuk kamu yang ingin ikut menyumbang orangutan lewat acara AFO bisa melalui https://www.kitabisa.com/bantuafo

Comments

comments

You may also like