RANGER NEED TO KNOW GPS TO NOT GET LOST

Here is the loyal friend of the rangers when patrolling. A navigation system device, GPS, is the only tool that can help to find a way back to camp. Being in a forest with an area of 13,565,58 hectares, it is impossible for the forest guards to memmorize the way to go back home. Of course, GPS skill is very important asset. “Tools without ability are the same as suicide.”, said Reza Setiawan, captain of the APE Guardian team of Centre for Orangutan Protection (COP).

Rangers in the APE Guardian team have an additional duty to monitor the orangutans that have just released. Every new location finding of orangutan nest to the discovery of leftover orangutan food have to be marked in GPS. Do not forget to mark the farthest monitoring point every day. “Mark” is a jargon that the ranger always use when marking position. In turn, all the rangers got their chance to operate GPS.

The more exciting thing is when leaving for monitoring at dawn, the rangers remind each other to always start the track on GPS to count the distance accumulation throughout the day. “There’s always funny things that remind them to the marked points they made. I found an exhilarating family in the middle of jungle.:, said Widi, a volunteer who participated in the monitoring team for Novi and Leci who had just been released on Nov 3, 2018. (SAR)

RANGER HARUS BISA MEMBACA GPS AGAR TIDAK TERSESAT
Ini dia teman setia para ranger saat patroli. Perangkat sistem navigasi GPS yang menjadi satu-satunya alat yang dapat menemukan jalan pulang kembali ke camp. Berada di hutan dengan luas 13.565,58 hektar mustahil rasanya bagi para penjaga hutan menghafal jalan pergi dan pulang. Tentu saja keterampilan membaca GPS menjadi aset yang sangat penting. “Alat tanpa kemampuan, itu sama saja bunuh diri.”, ujar Reza Kurniawan, kapten APE Guardian Pusat Perlindungan Orangutan atau COP.

Ranger yang bergabung di tim APE Guardian punya tugas tambahan untuk melakukan monitoring orangutan yang baru saja dilepasliarkan. Setiap temuan lokasi baru, sarang orangutan hingga lokasi penemuan bekas makanan orangutan selalui ditandai dalam GPS. Tak lupa menandai titik monitoring terjauh dalam setiap harinya. “Tandai”, adalah jargon yang selalu dipakai ranger ketika akan menandai lokasi. Secara bergiliran, semua ranger mendapat jatah mengoperasikan GPS.

Hal yang tak kalah serunya adalah saat berangkat monitoring fajar, para ranger saling mengingatkan untuk selalu memulai track di GPS agar nampak akumulasi jarak tempuh setiap harinya ketika monitoring. Dan saat akhir perjalanan monitoring, para ranger berebut melihat perjalanan meraka selama seharian tadi. “Ada saja cerita lucu yang mengingatkan mereka dengan titik-titik yang mereka buat. Saya menemukan keluarga yang seru di tengah hutan.”, ujar Widi, relawan yang ikut tim monitoring orangutan Novi dan Leci yang baru saja dilepasliarkan kembali pada 3 November 2018 yang lalu. (WIDI_Orangufriends)

Comments

comments

You may also like