AKU, SEPTI DAN JAHE (1)

Septi, salah satu orangutan yang cantik dan menawan di Pusat Rehabilitasi Orangutan COP Borneo. Namun, dari awal kedatanganku sebagai tim medis di sini, ada yang mengganjal pikiranku saat ku bertemu dengannya. Pesan pertama yang ku lihat dari pandangannya adalah kehampaan. Sebelumnya Alouise selalu menemaninya setiap saat dan sekarang dia sendirian. Setiap kali dia mendengar suara bayi-bayi orangutan, ia langsung meletakan kedua tangannya di atas kepala, seperti teringat Alouise.

Septi memilki satu bagian tubuh yang besarnya melebihi ukuran pada normalnya. Ya… perutnya yang besar seperti ukuran bola basket. Saat kupegang dan ku ketuk, ternyata perutnya keras bak bola yang diisi angin berlebihan. Lalu aku memastikan apa isi perutnya menggunakan stetoskop. Yang aku dengar hanyalah angin dalam perutnya. Walaupun tim medis sudah menghilangkan pakan yang menyebabkan kembung, ternyata perutnya tak kunjung mengempis. Dan saat kuamati beberapa hari ini nafsu makannya sangat buruk.

Setelah aku dan tim medis lainnya melakukan pengamatan selama tujuh minggu, terbesit suatu ide pengobatan yang belum teruji sebelumnya di orangutan. Jahe… ya, jahe! Aku teringat masa studiku di salah satu universitas di Surabaya, saat aku mengalami kembung, aku selalu meminum wedang jahe. Kuberanikan diri mengusulkan memberi wedang jahe sebagai pengobatan kepada tim medis yang lain. Tim medis yang lain pun menyetujui ide pengobatan menggunakan jahe.

Apakah berhasil? (GIL)

Comments

comments

You may also like