THE GATE NAMED WAS COP SCHOOL

Choosing to end up not half-way, involving themselves in the wildlife conservation world, especially orangutans is not just happen. A long search that eventually brought me to COP School and became part of it in 2017. This also led me to be a volunteer at COP Borneo orangutan rehabilitation center in September-October 2017.

If I could tell, it all started from my unconverted encounter with Jorge Quinoa, a Spanish tourist on the way back to accompany Japanese researchers on Disaster Risk Reduction in Mentawai. The conversation in the fast ship from Mentawai to Padang is our exchange story. Jorge expressed deep concern for the existence of orangutans who are on the verge of extinction let alone the condition of forest areas in Indonesia. Jorge rate, the awareness of the Indonesian people to care for the preservation of forests and protected animals is very low. With his narcissism, Jorge tells how high the discipline of his country in using wood.

Not because of the admiration that Jorge threw me into the wildlife conservation world. But his caring attitude that he showed to the orangutan which is a native Indonesian animal that tickled me. Since then, I started to know the orangutans.

This search brought me to an orangutan conservation education program called COP School organized by Center for Orangutan Protection. It’s not easy to get a COP School student. I have to compete with other prospective students from all over Indonesia. A series of selection of approximately 3 months, and I follow with passion. My determination is only one, pass the selection and go to Yogyakarta!

Although the selection task is only in the form of writing, but the writings are a reflection of a series of observations, field visits and observations that must be passed by potential participants. A total of 9 articles on education, campaign, law, animal trade are examples that must be accomplished with a certain time. It’s a very energy-draining and emotionally draining stage. And I follow it with passion! Selection stage is already so exciting, how will it be? Of course it will be more exciting and challenging.

Then you have COP School Batch 8 list? Are you sure you do not join this year 2018? email copschool@orangutan.id (LSX)

GERBANG ITU BERNAMA COP SCHOOL BATCH 7
Memilih untuk akhirnya tidak setengah-setengah, melibatkan diri di dunia konservasi satwa liar khususnya orangutan bukan terjadi begitu saja. Sebuah pencarian panjang yang akhirnya mempertemukan aku dengan COP School dan menjadi bagiannya di tahun 2017. Ini pula yang membawaku menjadi relawan di pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo pada September-Oktober 2017 lalu.

Kalau aku boleh berkisah, semua bermula dari pertemuan tak sengajaku dengan Jorge Quinoa, seorang turis Spanyol dalam perjalanan pulang mendampingi peneliti Jepang tentang Pengurangan Risiko bencana di Mentawai. Perbincangan di gladak kapal cepat dari Mentawai ke Padang inilah kami bertukar cerita. Jorge mengungkapkan rasa prihatin yang mendalam terhadap keberadaan orangutan yang berada di ambang kepunahan apalagi kondisi kawasan hutan di Indonesia. Jorge menilai, kesadaran orang Indonesia untuk peduli kelestarian hutan dan satwa dilindungi sangat rendah. Dengan narsisnya, Jorge bercerita bagaimana tingginya kedisiplinan masyarakat di negaranya dalam menggunakan kayu.

Bukan karena kekaguman yang dilontarkan Jorge yang membuatku mantap menekuni dunia konservasi satwa liar. Tapi sikap pedulinya yang dia tunjukkan pada orangutan yang merupakan satwa asli Indonesia lah yang menggelitikku. Sejak itu, aku mulai kepo pada orangutan.

Pencarian ini mempertemukan aku dengan program pendidikan konservasi orangutan bernama COP School yang diselenggarakan Centre for Orangutan Protection. Tak mudah untuk bisa lolos menjadi siswa COP School. Aku harus bersaing dengan calon-calon siswa lainnya dari seluruh Indonesia. Serangkaian seleksi lebih kurang 3 bulan, aku ikuti dengan penuh semangat. Tekadku hanya satu, lulus seleksi dan berangkat ke Yogyakarta!

Meski tugas seleksinya hanya berupa tulisan, tapi tulisan-tulisan itu merupakan refleksi dari serangkaian observasi, kunjungan lapangan dan pengamatan yang wajib dilalui calon peserta. Sebanyak 9 tulisan tentang edukasi, kampanye, hukum, perdagangan satwa adalah contoh yang harus dilesaikan dengan waktu tertentu. Sungguh tahapan seleksi yang sangat menguras energi dan emosi. Dan aku mengikutinya dengan semangat! Tahapan seleksinya saja sudah demikian seru, bagaimana nanti? Tentu akan lebih seru dan menantang.

Lalu kamu sudah daftar COP School Batch 8? Yakin kamu ngak ikut tahun 2018 ini? email copschool@orangutan.id (Novi_Orangufriends)

Comments

comments

You may also like