
GISEL, ORANGUTAN KECIL BERMAIN DI DUSUN KARET
“Itu dia kak… Gisel ada di pohon yang itu”, teriak anak-anak di Dusun Karet, Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Gisel, orangutan berusia 6-8 tahun yang terlihat berkeliaran di sekitaran dusun ini. “Ada 3 bulan dia di kampung ini. Biasa diberi makanan sama anak-anak, biasa main juga”, ujar salah satu ibu di dusun.
Sabtu, 30 Januari 2021 tim APE Defender COP menyelamatkan satu individu orangutan betina yang masih cukup liar. “Gisel terlihat jinak, tapi sesungguhnya dia cukup liar. Gerakannya cukup lincah. Memanjat bahkan mencari makanan yang ada di pohon. Namun, anak-anak sering melemparinya makanan, itu yang membuat dia sering menghampiri manusia berharap dilempari makanan”, jelas Widi Nursanti, kapten APE Defender COP, tim yang menangani konflik antara manusia dan orangutan di Kalimantan.
Tim tetap harus menembak bius Gisel dan menyusul Gisel di atas pohon. Di pohon itu juga, tim menemukan banyak sarang. “Sarang adalah salah satu indikator orangutan ini cukup mampu bertahan hidup jika dilepasliarkan di hutan. Kami akan mentranslokasi Gisel ke dalam hutan”, ujar Widi lagi.
Sejak September 2020 yang lalu kami sering mendapat informasi penampakan orangutan di pinggir jalan hingga pemukiman penduduk. Fenomena ini mungkin didukung oleh rasa kasihan orang-orang yang melihat dan memberi makanan ke orangutan yang mereka jumpai. Apa yang harus dilakukan jika berjumpa orangutan? “Segera hubungi BKSDA setempat, dokumentasikan dan hubungi media sosial COP, kami akan segera menuju lokasi. Ingat, jangan dikasih makanan. Jangan biarkan orangutan jadi pengemis”, tegas Widi Nursanti yang merupakan manajer Bornean Orangutan Rescue Alliance. (DAN)