
THE NEWS OF QUIET SEPTI
Septi has now entered adulthood. This female orangutan looks calm and reserved. The quarantine enclosure becomes a room that limits its motion. “Sad … every time we stop at Septi’s cage to deliver her food and a little enrichment for her. The cage really limited her movement. But we were not brave enough to take him to a jungle school. Calm in the cage is not necessarily the same, when he was in the tree. “, Said Jhony Senju concerned.
Today Septi gets coconut fruit. Wow … his teeth easily peeled off the kalapa fibers. Soon she began to break the coconut shell by banging on the iron cage. The water was immediately drunk … and the white part began to bite. “Septi uses his abilities! Good Septi.”, Jhony shouted with delight. (L)
KABAR SI PENDIAM SEPTI
Septi kini sudah memasuki usia dewasa. Orangutan betina ini terlihat kalem dan pendiam. Kandang karantina menjadi kamar yang membatasi geraknya. “Sedih… setiap kali kami mampir ke kandang Septi untuk mengantarkan makanannya dan sedikit enrichment untuknya. Kandang benar-benar membatasi geraknya. Tapi kami tidak cukup berani untuk membawanya ke sekolah hutan. Kalem di kandang belum tentu sama, saat dia berada di pohon.”, ujar Jhony Senju prihatin.
Hari ini Septi mendapatkan buah kelapa. Wow… gigi-giginya dengan mudah mengupas serabut kalapa. Tak lama kemudian dia mulai memecahkan batok kelapa dengan memukulkan ke besi kandang. Airnya langsung diminumnya… dan bagian putihnya mulai digigitinya. “Septi menggunakan kemampuannya! Bagus Septi.’, teriak Jhony dengan senangnya.
Septi juga tak pernah menyia-nyiakan daun maupun ranting yang diberikan animal keeper kepadanya. Walau terlihat masih bingung, dia mulai menyusunnya untuk menjadi alas duduknya. Membuat sarang sepertinya kemampuan alamiah orangutan. Jika saatnya dia berada di pohon, Septi pasti bisa membuat sarang yang bagus dan nyaman untuk dirinya. “Septi… kami masih bermimpi untuk mu… kembali ke hutan… bergelantungan dari satu pohon ke pohon dan memilih pohon terbesar untuk tidurmu.”.