MENJADI KETUA KELAS COP SCHOOL BATCH 6

Sekitar pertengahan bulan April 2016, muncul di beranda akun facebook tentang pendaftaran COP School Batch 6. Dilihat dari tagline tersebut saya berspekulasi bahwa mungkin calon siswa pada batch tersebut merupakan generasi ke-enam dari sekolah yang diselenggarakan oleh COP, yang berarti basis siswanya telah tersebar luas dan beberapa diantaranya mungkin sudah bergabung di NGO sejenis yang fokus pada alam dan habitatnya.

Setelah menyelesaikan prosedur pendaftaran, beberapa hari kemudian saya di hubungi oleh admin COP School Batch 6 yang kemudian aku kenal sebagai Kepala Sekolah. Siswa yang lolos seleksi berkas diberi beberapa tugas yang berhubungan dengan satwa liar dan habitatnya, seperti melakukan investigasi di beberapa tempat, dan mencari tahu berbagai istilah dalam dunia konservasi.

COP School Batch 6 sendiri dilaksanakan selama 5 hari dan dalam rangkaiannya terdapat materi yang diberikan di dalam dan di luar kelas. Di hari pertama siswa diwajibkan berkumpul di camp COP di Yogyakarta untuk melakukan registrasi ulang, setelah itu peserta mendirikan tenda sebagai tempat tinggal sementara yang disesuaikan dengan kelompok masing-masing.

Pada hari yang sama, di malam harinya siswa dibacakan beberapa peraturan, termasuk apa-apa yang diperbolehkan untuk dilakukan dan apa-apa yang tidak. Di malam itu juga dengan tanpa disangka karena sebelumnya tidak ada hidayah atau anugerah apapun saya dipilih menjadi Ketua Kelas COP School Batch 6. Tepatnya bukan dipilih, karena tidak ada proses demokrasi, melainkan lebih seperti konspirasi terstruktur yang dilakukan oleh siswa lainya sebab ketika Kepala Sekolah menawarkan untuk siapa saja yang mau menjadi Ketua Kelas, sebagian banyak siswa dengan tanpa rasa bersalah menunjuk saya. Nah saran saya buat kalian yang ikut COP School 7 nanti hari pertama jangan banyak bicara, becanda dan teriak-teriak nanti dipilih jadi Ketua Kelas. Hahahaha..

Menjadi Ketua kelas di COP School Batch 6, berarti secara tidak langsung bertanggung jawab terhadap kedisplinan dan bertanggung jawab terhadap siswa yang lain, hal ini yang terhitung sedikit sulit, karena kalian mesti berinteraksi pada sebagian siswa dari latar belakang bahasa, budaya, dan kebiasaan yang berbeda. Namun saya bangga jadi Ketua Kelas Batch 6 karena katanya baru Batch 6 yang ada sistem Ketua Kelasnya. Ketua Kelas pertama di COP School.

Sebagai informasi, bahwa siswa COP School Batch 6 berasal dari berbagai daerah seperti Makasar, Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Bandung, Bogor, Jakarta, Malang, Surabaya , Palembang, Semarang, Yogyakarta dan ada dari Negara lain.

Menjadi Ketua Kelas, kalian juga mesti bangun pagi untuk membangunkan siswa yang lain (yang ini sulit, karena saya pun tidak terbiasa untuk bangun pagi), memastikan semua siswa ada ketika materi berlangsung (meski ada saja satu atau dua siswa yang masih tidur di tenda). Serta mengakomodir siswa jika suatu ketika dibutuhkan oleh pemateri. Berteriak memanggil siswa lain adalah rutinitas tiap hari karena siswa lain selalu sibuk dengan ngobrolnya, yaa harap maklum karena baru bertemu teman baru.

Namun dengan semua hal tersebut, menjadi sebuah kebahagiaan bisa menjadi bagian dari COP School Batch 6 ini karena selain mendapatkan keluarga baru yang semakin beragam, setiap siswa juga mendapatkan materi dan ilmu yang benar-benar bermanfaat, khusus bagi yang ingin terjun pada bidang konservasi.
Yogyakarta, 6 Februari 2017
Zainuri Ahmad (Ketua Kelas COP School Batch 6)

Comments

comments

You may also like