KESIAPAN PENAMPUNGAN PENGUNGSI TERNAK GUNUNG MERAPI

Kesiapan tempat penampungan hewan ternak yang terdampak peningkatan erupsi Gunung Merapi terus diperhatikan. Hari ini, tim APE Warrior dibantu Orangufriends (relawannya) menelusuri shelter pengungsian sapi selain di Singlar, Glagaharjo, Cangkringan, Yogyakarta. Air adalah kebutuhan utama di setiap shelter (penampungan). Selain minum ternak tentunya untuk membersihkan kandang. Kebersihan berkaitan erat dengan kesehatan. Di masa pandemi ini menjadi titik berat yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Segala cara dilakukan termasuk mengirim tangki air.

Usai memastikan tangki air datang dan mengisi tempat penampungan air, tim naik ke dusun Kali Tengah Lor. Ini adalah dusun yang paling dekat dengan Merapi. “Masih banyak sapi yang tidak mau diungsikan oleh pemilik. Hitung cepat dengan hewan peliharaan lainnya seperti anjing dan kucing pun dilakukan Angel (orangufriends). Untuk dusun ini, anjing terlihat lebih banyak.”, ujar Hary Susanto, kapten Tim APE Warrior COP.

Warga Kali Tengah Lor belum semuanya mengungsi, masih kaum rentan saja yang mengungsi. Kemudian kami pun melanjutkan ke Kinahrejo dan bunker Kaliadem untuk mengecek informasi banyak satwa liar yang turun dari G. Merapi, namun kami juga tidak melihat tanda-tanda tersebut. Selanjutnya tim ke Tlogo Putri di Kaliurang, wisata masih buka untuk umum walaupun sepi pengunjung. Warung masih banyak yang buka. Sekelompok monyet ekor panjang masih beraktivitas seperti biasanya.

Centre for Orangutan Protection memanggil para relawan untuk bersiap membantu. Tim APE Warrior yang telah 10 (sepuluh) tahun membantu satwa terdampak bencana berharap ‘kita lebih siap’. Bencana datang sewaktu-waktu. Siapa pun kamu dimohon untuk berperan aktif. Bantu kami lewat kitabisa.com Kami membutuhkan masker, sarung tangan medis, disinfektan, satu tangki air, pakan ternak, makanan anjing dan kucing. Hubungi kami di info@orangutanprotection.com atau kirim pesan lewan sosial media COP. (HER)

GUNUNG MERAPI MEMANGGIL ORANGUFRIENDS

Pagi ini APE Warrior menerima pesan singkat, “Aku pak Widya, rencananya hari ini evakuasi satwa ternak. Ada 95, semua bergabung di kelompok ternak.”. Pesan segera berlanjut ke Orangufriends (kelompok relawan COP) Yogyakarta. “Semua siap? Siapa saja?”.

Peningkatan aktivitas vulkanik G. Merapi menjadi dasar bagi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta menaikkan status Gunung Merapi dari Waspada (level II) ke Siaga (level III) pada 5 November 2020.

Tim APE Warrior menuju shelter ternak di dusun Gading, Yogyakarta. Penanganan sebelum bencana erupsi Gunung Merapi diawali dengan kordinasi dengan tim Puskewan Cangkringan, PDHI, ISPI (Ikatan Sajana Peternakan Indonesia). Para relawan orangutan pun langsung membersihkan shelter yang berada di kelurahan Glagaharjo, kecamatan Cangkringan.

Ada 49 sapi yang telah mengungsi, semuanya dari Kalitengah Lor. Sementara kapasitas shelter Kandang Singlar bisa menampung 150 ekor. “Centre for Orangutan Protection memang konsentrasi untuk mengungsikan ternak warga, bercermin pada tahun 2006, para pengungsi tetap bolak-balik ke rumahnya untuk memberi pakan ternak. Ini sangat membahayakan keselamatan mereka. Tapi jika ternak tidak diberi makan, ternak akan mati. Matinya ternak adalah lonceng kematian ekonomi para peternak. Usai bencana, apa yang bisa mereka lakukan? Itu sebabnya, kami memikirkan ternak pada zona merah. Menolong satwa sama saja menolong kehidupan manusia.”, jelas Daniek Hendarto, direktur COP.

Para peternak dengan usia rentan, ibu hamil dan anak-anak sudah memasuki tempat pengungsian. Hingga saat ini, ada 49 ternak yang masuk ke shelter Kandang Singlar, Sleman, Yogyakarta. Shelter ini adalah tempat ternak warga dusun Singlar, Cangkringan berteduh dan masih ada tempat untuk sapi dari dusun lainnya yang mau mengungsi.

APE WARRIOR BERSIAP UNTUK GUNUNG MERAPI

Usai melihat pesan singkat berisi peningkatan status aktivitas Gunung Merapi dari Waspada (Level II) ke Siaga (Level III), pandangan mata tak lepas dari G. Merapi yang tak jauh dari camp APE Warrior Centre for Orangutan Protection. “Tepat sepuluh tahun yang lalu, tim relawan COP yang dipimpin Daniek Hendarto bolak-balik menurunkan pakan ternak ke kandang-kandang sapi. Rumput sebagai pakan sapi tersebut mereka potong sendiri dari daerah Bantul. Tidak ada rumput yang luput dari abu Merapi. Paginya ngarit, setelah truk penuh langsung bawa ke daerah Sleman. Utara ke Selatan dan Selatan ke Utara menjadi jalur tim penyedia pakan ternak. Begitu keesokan harinya. Sampai akhirnya membuat shelter atau tempat pengungsian untuk ternak di tempat yang lebih aman.”.

Tidak hanya ternak maupun hewan peliharaan. Satwa liar yang terkurung di kandang-kandang penduduk pun turut disisir, rumah tak berpenghuni karena ditinggal mengungsi. Burung-burung di dalam sangkar ada yang bertahan, tapi ada pula yang tidak. Yang mati dikuburkan, tentu saja dengan identifikasi dan dokumentasi agar tidak terjadi kesalah-pahaman. COP tidak sendiri, ada Jakarta Animal Aid Network (JAAN) dan Animal Friend Jogja (AFJ) yang juga fokus menyelamatkan hewan. “Merapi 2010 tidak mungkin terlupakan. Siapa pun kamu dengan keahlian apapun, bisa menjadi relawan. Yang bisa masak, langsung bergabung di dapur yang menyediakan makanan untuk para relawan satwa. Kebetulan, rumah Daniek adalah rumah terdekat di batas zona aman dari Merapi.

Untuk satwa-satwa yang terkurung dan masih hidup, lagi-lagi tim harus mencari pemiliknya. Meminta ijin untuk dievakuasi. Seperti nasib Elang kepala abu, kera ekor panjang yang ditinggal pemiliknya mengungsi. Bukan pekerjaan mudah, sembari tetap waspada akan turunya awan panas Merapi yang bisa membinasakan apapun yang dilewatinya. “Nyawa taruhannya, tapi kami terus berhitung, berbagi peran. Ada yang memantau informasi dari bawah, ada yang memperhatikan Merapi itu sendiri dan ada juga yang bergerak mencari korban (satwa), mendata, mendokumentasikan, membawa kandang atau juga membawa makanan hewan peliharaan. Kami juga memberi makan anjing, kucing dan ayam yang terkadang tidak mungkin kami evakuasi karena keterbatasan.”, ingat Daniek Hendarto yang kini telah menjadi Direktur Centre for Orangutan Protection.

Hela nafas panjang diiringi doa agar Merapi tak semarah 2010. Tim APE Warrior bersiap. Centre for Orangutan Protection memanggil relawannya. Orangufriends, kami akan mendata kemampuan dan kesedianmu. Tak menunggu lama, grup whatsapp menjadi ramai. COP bangga pada Orangufriends!