PANGGILAN UNTUK MENJADI RELAWAN SATWA SIAGA MERAPI

Sejak 2010, Centre for Orangutan Protection (COP) telah mulai membangun tim bantuan satwa untuk Tanggap Darurat bencana. Sebagaimana kita thu, di Indonesia sudah jamak ketika bencana terjadi, prioritas bantuan masih ditujukan ke manusia.Sementara perhatian terhadap satwa korban bencana, masih menjadi hal yang terabaikan. Padahal, satwa yang menjadi ternak masyarakat adalah sumber utama bagi pemulihan ekonomi mereka kelak paska bencana.

Tak sedikit masyarakat yang tidak mau mengungsi karena masih ada sapi atau hewan ternak peliharaan lainnya yang harus ditinggal di rumah mereka. Mereka merasa tidak ada jaminan keamanan terhadap hewan-hewan ternak mereka, saat diharuskan mengungsi oleh aturan standar keselamatan tanggap darurat bencana. Sementara, jika proses mengungsi ditunda, potensi terjadi korban menjadi lebih besar, baik korban manusia maupun satwa.

Pagi ini, relawan COP yang terdiri dari Orangufriends Yogyakarta kembali naik ke Gunung Merapi. Kegiatan tanggap darurat menyelamatkan satwa ternak warga yang ditinggal mengungsi ini sudah berjalan seminggu. Mereka membantu melakukan evakuasi satwa, memberi suplai air minum, memberikan pakan hijauan hingga mencari opsi bantuan satwa lainnya.

Saat ini Merapi sudah di level 3 atau Siaga, jika teman-teman ada waktu dan bisa curi-curi waktu, teman-teman di Yogyakarta sangat butuh bala bantuan lebih banyak lagi untuk kegiatan ini. Jika kalian merasa tertantang untuk bisa ambil bagian, ditunggu kedatangannya di camp APE Warrior Jogja! (Novi_Orangufriends)

HERCULES TERBAIK DI SOUR CANDY ENRICHMENT

Orangutan yang terpaksa hidup bersama manusia tentu saja berbeda dengan orangutan di alam liar. Ada ruang yang selalu membatasi gerakannya yaitu kandang. Sebesar apa pun kandang tetap tidak menggantikan kehidupan liarnya. Itu sebabnya Bornean Orangutan Rescue Alliance, sebuah pusat rehabilitasi orangutan di Berau, Kalimantan Timur berusaha untuk menyediakan enrichment. Tujuan utama pemberian enrichment adalah untuk mengurangi aktivitas pasif, perilaku abnormal serta meningkatkan munculnya keberagaman perilaku alami orangutan seperti di alam liar.

Lalu, apakah itu enrichment? Enrichment adalah berbagai bentuk pemberian stimulus secara alami dan buatan pada satwa-satwa di tempat rehabilitasi untuk meningkatkan perawatan satwa secara mental dan fisik menyerupai habitat aslinya. Seperti “Sour Candy Enrichment” yang diberikan ke orangutan Hercules di cuaca yang cerah di siang hari akan sangat mendukung aktivitas lokomosinya.

Enrichment yang berbahan tunas buah nanas atau bonggol daun nanas yang diisi biji bunga matahari di setiap sela-sela daunnya kemudian dililit erat dengan akar pohon yang hasil akhirnya sangat ramah lingkungan. BORA berkomitmen untuk menggunakan jenis-jenis enrichment alami agar semua orangutan dapat familiat dengan benda-benda yang digunakan untuk enrichment ketika mereka menjumpai kembali bahan tersebut di alam liar setelah dilepas-liarkan.

Saat enrichment diberikan kepada semua orangutan, respon dan lamanya orangutan mendapat hadiah biji bunga matahari tersebut bervariasi. Rata-rata, mereka akan langsung mengikuti insting untuk menggigit akarnya menggunakan gigi mereka. Alhasih, waktu yang dibutuhkan untuk membuka lilitan akan semakin lama karena akar yang digunakan tebal dan sangat kuat dililitkan. Namun, ada beberapa individu orangutan yang paham akan pola dan akar masalah untuk membuka enrichment tersebut. Hercules adalah orangutan jantan dewasa yang siap untuk dilepasliarkan. Hercules lah yang berhasil membuka lilitan dengan mencari simpul awal akar. Sebagai hadiah yang dia dapatkan, bonggol daun nanas tidak rusak dan biji bunga matahari tidak ada yang jatuh terbuang. Great job, Hercules! (GAR)

PEMBANGUNAN PUSAT PENYELAMATAN SATWA SUMATERA TELAH 87% SELESAI

Apa kata cuaca. Hujan semalaman membuat sungai kembali meluap. Dengan berat hati para pekerja bangunan SRA (Sumatra Rescue Alliance) dihentikan, material bangunan sudah habis dan tertahan di seberang sungai. Untungnya, pemasangan lantai keramik bagunan klinik sudah selesai terpasang dan filter limbah klinik sudah rampung.

Sementara filter limbah kandang satwa sudah sampai pada tahap kolam terakhir. “Sedikit terhambat, tidak menyangka ada air yang terus menerus keluar dari lubang tersebut.”, ujar Nanda Rizki.

Lokasi Sumatra Rescue Alliance merupakan lahan bekas perkebunan kelapa sawit perorangan. Usia pohon yang sudah tua dan saatnya diremajakan berpindah tangan ke Orangutan Information Center. Di sinilah pusat penyelamatan satwa endemik pulau Sumatera dibangun sejak pertengahan Agustus 2020. “Pembangunan sudah memasuki 87%, pembuatan meja laboratorium dan pengelasan kandang karantina di klinik yang tertunda akan segera diselesaikan besok. Sayang, pembangunan sedikit mundur karena bahan bangunan tertahan di seberang sungai. Curah hujan tinggi juga membuat jembatan putus sehingga bahan bangunan harus bongkar muatan di tengah perjalanan dan melintasi jembatan putus dengan material dipanggul satu persatu. Jika alam meminta kita melambat, apa yang bisa kita lakukan?”, tambah Nanda lagi. (SON)