UNYIL DAN SARANGNYA

Siapakah orangutan yang sering membuat sarang di pulau orangutan? Jawabannya adalah orangutan Novi dan Unyil. Kalau Novi sering membuat sarang ketika selesai feeding sore, sementara Unyil membuat sarang pada siang hari.

Di pulau pra-rilis orangutan banyak terdapat pohon ara. Orangutan Unyil sangat suka sekali makan buah ara dan biasanya orangutan Unyil akan membuat sarang di pohon ara. Penasaran seperti apa sarang buatan orangutan Unyil? Sama seperti sarang orangutan pada umumnya. Sarang Unyil pun terdiri dari tumpukan daun dan ranting yang dipatah-patahkan dan terlihat nyaman untuk dijadikan tempat istirahat.

Tapi… saat sarang sudah selesai dibuat. “Unyil akan meninggalkannya begitu saja. Sering juga ranting dan daun-daun penyusun sarang dihamburkan lagi.”, ujar Idam teknisi pos pantau pulau orangutan. Dan itu tidak hanya kelakuan Unyil, orangutan lainnya yang menghuni pulau pra-rilis orangutan COP Borneo juga tak menggunakan sarang sebagai tempat istirahatnya saat siang hari. “Mereka membuat sarang hanya untuk bermain, seperti Unyil. Mungkinkah mereka meniru Unyil?”, gumam Idam lagi.

Ketika sore semakin pekat, semua orangutan di pulau akan mencari pohon favoritnya dan sibuk membuat sarang untuk tidur, tak terkecuali Unyil. Unyil akan mencari kembali bekas sarang buatannya, merenovasinya dengan tambahan daun maupun ranting baru. (WET)

KAKAK PEMANJAT ULUNG COP BORNEO

Namanya Jevri. Namun di KTP (Kartu Tanda Penduduk) tertulis Jeuri. Entah siapa yang memulai kesalahan penulisan dalam rekam administrasi pemerintahan. Umurnya saat ini baru 18 tahun. Namun Jevri adalah animal keeper terbaik yang dimiliki pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo di Berau, Kalimantan Timur.

Keahliannya adalah mengajak orangutan yang sudah terlanjur jinak dan tidak mengerti arti pohon dan memanjat pohon. Jevri adalah salah satu keeper yang bisa memanjat pohon tinggi dan bahkan bisa berpindah dari pohon satu ke pohon lainnya. Jangan berpikir semua orangutan bisa memanjat, karena orangutan yang masuk pusat rehabilitasi adalah korban konflik yang salah satunya lama dipelihara manusia dah tak pernah mengenal pohon lagi.

Keahlian semacam memanjat pohon dan bertahan hidup di hutan adalah hal mutlak yang harus dikuasai oleh anak-anak muda Dayak di perkampungan. Pengalaman itulah yang membawanya bergabung di program rehabilitasi orangutan satu-satunya yang didirikan putra-putri Indonesia.

#KamiMuda_Indonesia_PenyelamatOrangutan
#sumpahpemuda

PENELITI ORANGUTAN AMANAH

Reza Dwi Kurniawan, akrab dipanggil Ejak. Saat ini menajadi Manajer Pusat Rehabilitasi Orangutan COP Borneo di Berau Kalimantan Timur. Sarjana Antropologi dari Universitas Airlangga, Surabaya tahun 2015 ini merupakan orang tertua di COP Borneo.
“Yaa… kami semua muda dan sayalah yang tertua umurnya di COP Borneo.”
Apa mimpi kamu?
“Saya ingin melanjutkan studi Master Antropologi jika ada yang mau memberikan saya beasiswa. Saya ingin jadi peneliti orangutan yang amanah. Hahahahaha.”
Apa maksudnya amanah?
“Saya ingin menjadi peneliti orangutan berkewarganegaraan Indonesia yang tidak melacurkan diri ke perkebunan kelapa sawit.”

#KamiMuda_Indonesia_PenyelamatOrangutan