SANTRI PEDULI ORANGUTAN

Selasa, 31 Oktober yang lalu, APE Crusader melakukan kegiatan Ponpes Visit dalam rangka penyadartahuan dan pengenalan tentang orangutan dan satwa liar lainnya. Pondok Pesantren SMP IT Al-Huda Kotawaringin Lama, Kalimantan Tengah dengan 83 santrinya diajak untuk lebih peduli pada satwa liar yang terancam kepunahan akibat tergusurnya habitat satwa tersebut.

Melalui slide materi dan pemutaran video tentang orangutan dan habitatnya, APE Crusader mengisi sore hingga malam hari kegiatan di Ponpes Al Huda ini. “Mari kita berikan perhatian lebih pada satwa liar yang dilindungi khususnya orangutan yang menjadi satwa khas pulau Borneo ini.”, ujar Gusti Samudra, SE sebagai ketua Yayasan Ponpes SMP IT Al-Huda.

Rasa ingin tahu tentang sifat dan karateristik orangutan menjadi pertanyaan para santri paling banyak. Hilangnya habitat orangutan menjadikan kunjungan kali ini menjadi lebih berarti. Seperti kata salah seorang santri yang bernama Yudha, ”Menjaga dan melestarikan lingkungan dan menyelamatkan orangutan adalah salah satu cara kita bersyukur dan bertaqwa kepada Allah SWT.”. (PETz)

THE CALM SEPTI

Her name is Septi. This 13-year-old female orangutan is a very calm orangutan, never attacks or hurts the keeper. Septi will only pay attention to the animal keeper when the cage is cleaned. Septi will also wait for the animal keeper to finish putting her food in her place, then she takes the food.

Septi is an orangutan who entered the COP Borneo orangutan rehabilitation center at the end of October 2015. That means, for the past two years, Septi has been at the COP Borneo quarantine cage. However, lately, Septi is seen often bumping her legs into the cage next to her. Maybe she wants to invite other orangutan to communicate.

“I like watching Septi the most when coconut enrichment time. Septi really enjoyed it. Yes … she really likes coconut. Septi will eat all the contents of the coconut until it’s finished with her horrible teeth. “Said Wety Rupiana. “I can’t imagine if those teeth landed in my arms … will be torn apart,” added Wety spooky. (WET)

SI KALEM SEPTI

Septi namanya. Orangutan betina yang berusia 13 tahun ini adalah orangutan yang sangat kalem, tidak pernah melakukan penyerangan atau melukai keeper. Septi hanya akan memperhatikan animal keeper saat kandangnya dibersihkan. Septi juga akan menunggu animal keeper selesai meletakkan makannya di tempatnya, baru dia mengambil makanannya.

Septi adalah orangutan yang masuk pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo pada akhir Oktober 2015. Itu berarti, sudah dua tahun ini, Septi berada di kandang karantina COP Borneo. Namun, akhir-akhir ini, Septi terlihat sering membentur-benturkan kakinya ke kandang sebelahnya. Mungkin dia ingin mengajak komunikasi orangutan lainnya.

“Aku paling suka mengamati Septi saat enrichment kelapa. Septi sangat menikmatinya. Ya… dia memang suka sekali dengan kelapa. Septi akan memakan seluruh isi kelapa sampai habis dengan giginya yang mengerikan.”, ujar Wety Rupiana. “Tak terbayangkan kalau gigi itu sampai mendarat di tangan ku… pasti koyak.”, tambah Wety seram. (WET)

BANTUAN MEDIS DARI OVAID TIBA DI KLINIK COP BORNEO

Senyum bahagia menerima barang-barang medis baru tak lepas dari kedua wajah dokter hewan pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo. Layaknya anak kecil yang mendapatkan mainan baru yang telah lama diimpikannya. Ya… ini adalah mainan baru yang akan menemani Ryan dan Flora di klinik COP Borneo. Klinik mungil yang akan menjadi saksi kesehatan orangutan-orangutan di pusat rehabilitasi orangutan pertama yang didirikan putra-putri Indonesia.

“Ini adalah autoclave… pekerjaan mensterilisasi alat-alat medis akan semakin mudah dengan alat ini. Tak perlu secara manual lagi.”, jelas drh. Flora penuh semangat. Ryan pun dengan semangat memeluk autoclave. “Aku peluk autoclave kamu clippernya ya Flo….”, ujar Ryan, “Dan jangan lupa difoto ya Wety!”.

OVAID adalah organisasi yang diawal kelahirannya telah mendukung kegiatan COP, terutama dibidang medisnya. Ini adalah tahun ke-3 nya secara teratur membantu COP mewujudkan beberapa peralatan yang memang dibutuhkan untuk menyelamatkan orangutan. Selain itu, OVAID juga turut membantu COP membangun sumber daya manusia di bidang medis lewat komunikasi jarak jauh dan terlibat menjadi pemateri di COP School. COP School adalah sebuah pelatihan untuk mereka yang peduli pada perlindungan orangutan secara khusus dan lingkungan secara umum.

Lalu… membantu Centre for Orangutan Protection bisa dengan banyak carakan! Seperti Orangutan Veterinary Aid lakukan yaitu membelikan peralatan medis. Yuk bantu orangutan Indonesia dengan caramu sendiri. Orangutan Indonesia membutuhkan bantuan mu.