DEBBIE FOUND IN KELAY RIVER

The discovery of a human-like figure near IPA Sambalung PDAM, Berau, East Kalimantan on Thursday afternoon, 12 April 2018 shocked the COP Borneo team. Sadness so enveloped Tim that Tim finally arrived at RSUD Abdul Rivai to make sure the corpse was an orangutan.

After measuring the distance of the eyes and body and checking the tooth structure, the corpses of the orangutans who had not been in the intact state were closely approached physically to the disappearance of the Debbie orangutan since late March.

The team’s effort down the Kelay river for a whole week since its disappearance did not work. That still leaves Debbie hope to survive. “Every time we send food to the island and patrol we are still looking for Debbie. But now, that hope is gone. Debbie is dead, “Inoy said sadly.

Debbie is a deceased orangutan living in a cage. Female orangutans from the Botanical Garden of Unmul Samarinda are entrusted to COP Borneo orangutan rehabilitation center. On March 1, 2018, Debbie had the opportunity to be released on the island of orangutans. The island that will be a place to live forever because of the possibility to be released into the habitat is almost impossible because of Debbie’s previous life history that is always in the cage.

The development of Debbie on the island is quite astonishing. Debbie makes a hiding place or a nest on the ground. He can completely disguise and disappear to avoid Ambon, the male orangutan that was once a cage with him in KRUS. Debbie also managed to climb a tree as high as 15 meters. “Thank you Debbie, you have made us happy to see you live on the island during the month of March. Watching your progress once made us cry happily. And now we are crying sadly with your departure.”. (Dhea_Orangufriends)

DEBBIE DITEMUKAN DI SUNGAI KELAY
Penemuan sosok seperti manusia di dekat IPA PDAM Sambaliung, Berau, Kalimantan Timur pada Kamis sore, 12 April 2018 membuat kaget Tim COP Borneo. Kesedihan begitu menyelimuti Tim hingga akhirnya Tim tiba di RSUD Abdul Rivai untuk memastikan mayat adalah orangutan.

Setelah melakukan pengukuran jarak mata dan tubuh serta pengecekan struktur gigi, mayat orangutan yang sudah tidak dalam keadaan utuh tersebut mendekati fisik orangutan Debbie yang hilang sejak akhir bulan Maret.

Usaha tim menyusuri sungai Kelay selama seminggu penuh sejak hilangnya juga tidak membuahkan hasil. Itu pun masih menyisakan harapan Debbie bisa bertahan. “Setiap kali mengirimkan makanan ke pulau dan patroli kami masih terus mencari-cari sosok Debbie. Tapi kini, harapan itu pupus. Debbie sudah mati.”, ujar Inoy sedih.

Debbie adalah orangutan yang sudah puluhan tahun hidup di dalam kandang. Orangutan betina yang berasal dari Kebun Raya Unmul Samarinda ini dititipkan ke pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo. Pada 1 Maret 2018 yang lalu, Debbie berkesempatan dilepas di pulau orangutan. Pulau yang akan menjadi tempat hidup selamanya karena kemungkinan untuk dilepas liarkan ke habitatnya hampir tidak mungkin karena sejarah hidup Debbie sebelumnya yang selalu berada di dalam kandang.

Perkembangan Debbie selama di pulau cukup mencengangkan. Debbie membuat tempat persembunyian atau sarang di tanah. Dia benar-benar bisa menyamar dan menghilang untuk menghindari Ambon, orangutan jantan yang pernah satu kandang dengannya di KRUS. Debbie juga sudah berhasil memanjat pohon setinggi 15 meter. “Terimakasih Debbie, kamu sudah membuat kami bahagia dengan melihatmu hidup di pulau selama bulan Maret lalu. Menyaksikan perkembanganmu pernah membuat kami menangis bahagia. Dan kini kami menangis sedih dengan kepergianmu.”.

CATATAN APRIL 2018 DANIEK HENDARTO

“Dalam proses penyelamatan satwa tidak melulu selalu menang dan berakhir baik. Bahkan terkadang kita kalah dan jatuh. Namun tetaplah gembira sesulit apapun itu.”. Itulah suara Daniek Hendarto, manajer operasional orangutan ex-situ COP. Satu bulan terakhir ini menjadi hari-hari yang sulit bagi pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo. Kedatangan dua orangutan kecil Annie dan Raju membuat tim sedih karena pekerjaan seolah-olah tiada habisnya. Padahal tim sedang mempersiapkan lima orangutan yang akan dirilis ke habitatnya dalam waktu dekat ini.

Tak hanya itu, orangutan Debbie yang tepat pada ulang tahun COP yang ke-11 dipindahkan ke sanctuary island pada akhir Maret sudah tak kelihatan lagi. Buaya yang hidup di sungai Kelay sepertinya berhasil mendapatkannya. Kebahagiaan melihat Debbie yang telah puluhan tahun hidup di balik kandang jeruji besi pun menjadi sirna.

Warna kekawatiran pun pudar melihat Septi yang bisa menerima Popi di dalam kandangnya. Popi terlihat nyaman bersama Septi. Sementara Septi terlihat seperti ibu muda yang mengawasi Popi. Tapi kami pun terpaksa mengevakuasi Reza Kurniawan, manajer COP Borneo ke Yogyakarta karena sakit yang dideritanya. Ejak begitulah kami memanggilnya, menderita sakit malaria.

Memang bumi akan terus berputar. Roda akan terus menggelinding. Ada saat di atas dan ada saat di bawah. Semangat orangufriends (kelompok pendukung COP) seperti tidak ada putusnya. Orangufriends berhasil membawa virus konservasi ke kehidupannya. Mereka yang bergerak di anak jalanan, desain grafis, hukum, kuliner, pendidikan, petualangan bahkan musik terus menerus menjadi semangat kami. Terimakasih tim… terimakasih orangufriends, mari kita bekerja bersama!

ICELAND STOP PRODUCTS THAT USE PALM OIL

Iceland news, a supermarket in Britain that stopped its own brand products containing palm oil from biscuits to soap is a national shopping center business based in Deeside, England is concerned with forests and orangutans in Borneo.

Iceland director Richard Walker said that, “There is no sustainable palm oil.”.

Roundtable On Sustainable Palm Oil (RSPO) undertakes efforts to manage palm oil to standardize sustainable management of the environment, products, workers and the economy. In fact, the RSPO has given RSPO certificates on approximately 3.5 million ha of palm oil up to 2017. It’s like just labeling ‘green images’ that do not save orangutans and forests. RSPO members are still deforesting forests of high conservation value, indicating the presence of protected endemic wildlife such as orangutans.

If only on the basis of plantations that might meet the criteria of RSPO certification, what about the opening of palm oil mills on oil palm harvests from small plantations and even individuals who turn their land in a national park? How to separate this mixed palm oil?

“If Iceland can stop its production using palm oil, we hope other supermarkets are willing to evaluate its policies. The pressure on users of large quantities of palm oil is expected to invite oil palm plantations to pay more attention to the environment and animals, “said Ramadhani, manager of orangutan protection and COP habitat. (LSX)

ICELAND HENTIKAN PRODUK YANG MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA SAWIT
Berita Iceland, sebuah supermarket di Inggris yang menghentikan produk mereknya sendiri yang mengandung minyak kelapa sawit mulai dari biskuit sampai sabun merupakan usaha jaringan pertokoan nasional yang berpusat di Deeside, Inggris ini untuk peduli pada hutan dan orangutan di Kalimantan.

Direktur Iceland, Richard Walker mengatakan bahwa, “Tidak ada minyak kelapa sawit yang berkesinambungan.”.

Usaha yang dilakukan seperti RSPO (Roundtable On Sustainable Palm Oil) dengan mengupayakan pengelolaan kelapa sawit ber-standarisasi pengelolaan yang berkelanjutan dari sisi lingkungan, produk, pekerja maupun ekonominya. Bahkan RSPO telah memberikan sertifikat RSPO pada sekitar 3,5 juta ha lahan sawit hingga 2017. Ini seperti hanya memberi label ‘citra hijau” yang tak menyelamatkan orangutan dan hutan. Para anggota RSPO masih juga melakukan pembabatan hutan pada hutan yang memiliki nilai konservasi yang tinggi dengan ditunjukkan keberadaan satwa liar endemik yang dilindungi seperti orangutan.

Jika hanya berdasarkan lahan perkebunan yang mungkin sudah memenuhi kriteria sertifikat RSPO, bagaimana dengan terbukanya pabrik minyak kelapa sawit pada hasil panen kelapa sawit dari perkebunan kecil bahkan perorangan yang ternyata lahannya berada di sebuah taman nasional? Bagaimana memisahkan minyak kelapa sawit yang sudah bercampur ini?

“Jika Iceland bisa menghentikan produksinya yang menggunakan minyak kelapa sawit, kami berharap supermarket lainnya pun bersedia untuk mengevaluasi kebijakannya. Tekanan para pengguna jumlah besar minyak kelapa sawit diharapkan bisa mengajak perkebunan kelapa sawit lebih memperhatikan lingkungan dan satwa.”, ujar Ramadhani, manajer perlindungan orangutan dan habitat COP.