WRONG IN CALCULATING, BERANI FELL

What do we do in orangutans rehabilitation center? Is it true that orangutans will get their second chance here? How to actualize it? COP Borneo is the only orangutan rehab center established by Indonesian people. We welcome Indonesian youth and volunteers to join us, to make orangutan become a national pride.

The growth of orangutan, which for four years lived in wooden boxes in East Kutai, East Kalimantan, showed progress. We named him Berani. He just joined our the forest school in the Kalimantan rainforest for a month. For the first time, Berani was only sat down near from the keeper’s hammock, but now he began to climb trees as a place to play.

Currently, Berani dares to try to move from one tree to another through the root rope. Before moving, Berani usually observes and tries the root rope first. But this time, he miscalculated. The chosen rope is too small so it breaks when he is moving. Berani fell from 5 meters height. He remained silent and stay in the ground. He didn’t dare to brachiate through rope again until the forest school on that day ended. He made his left temple swollen. (IND)

SALAH PERHITUNGAN, BERANI PUN TERJATUH
Apa yang dilakukan pusat rehabilitasi orangutan? Benarkah, orangutan akan mendapatkan kesempatan keduanya di sini? Bagaimana caranya? COP Borneo adalah pusat rehabilitasi orangutan yang didirikan oleh putra-putri Indonesia. Membuka kesempatan yang luas untuk anak muda setempat dan para relawan dalam negeri agar orangutan menjadi kebanggaan bersama, Indonesia.

Perkembangan orangutan yang selama empat tahun hidup di dalam kotak kayu di Kutai Timur, Kalimantan Timur menunjukkan kemajuan. Berani namanya, sebulan hadir di kelas sekolah hutan, kelas yang berada di hutan hujan Kalimantan. Berani yang semula hanya duduk di bawah tak jauh dari hammock animal keeper, mulai menyukai pohon sebagai tempatnya bermain.

Berani mulai berani mencoba berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain melalui tali akar. Sebelum berpindah, biasanya Berani memperhatikan dan mencoba-coba tali akar yang akan digunakannya. Namun kali ini, dia salah perhitungan. Tali akar pilihannya terlalu kecil sehingga putus saat dia bergelantungan. Berani pun terjatuh dari ketinggian 5 meter. Berani terdiam… diam hingga sekolah hutan hari itu berakhir. Berani tak mencoba tali akar lagi. Terlihat pelipis kirinya bengkak… (Lina_CB)

ACARA ORANGUFRIENDS BANDUNG, KEREN!!!

Tahun 2019 adalah tahunnya Orangufriends Bandung berkolaborasi dengan organisasi lain yang sepemahaman. Tergabung dalam Riung Raung dengan tema “The eARTh Conservation” dengan acara diskusi dan screening yang diisi oleh Made Wedana, Pepep DW, Dadang Sudardja serta Nandya Andriani, sementara acara seni dan pameran diisi Selepas Hujan, Dede Pras, Rendy Jean Satria, Rizal, R. Lutfi Wiguna, Galih Mahara, Saut Prayuda, Arnis Muhammad, Fyan Fendi, Sworks (collaboration with) Sr Iboe Inggit Garnasih. 

Awal bulan tepatnya 2 Februari, bertempat di Mr. Guan Coffee & Books di Jl. Tampomas No. 22, Malabar, Lengkong, kota Bandung. Malam Minggu ngak perlu bingung mau kemana, acara gratis dari pukul 15.00-22.00 WIB ini mengajak kamu membawa botol minum mu sendiri untuk mengurangi plastik yang sudah menjadi masalah besar kita. O iya… ada para alumninya COP School loh… para agen perubahan dunia konservasi.

SANG-SANG FOR INDONESIA WILD ANIMALS

Working in the world of conservation in Indonesia is working in a small world. In fact, Indonesia’s conservation is very broad. However, those who really dive in it can be counted. The world of conservation is a world that requires physical and mental endurance.

His name is Pak Sang-sang. He is the most senior animal keeper at the Yogyakarta Wildlife Rescue Center (WRC). He worked since 2003 at this animal rescue center. Today I had a chance to meet and take a picture with him during the release of the crescent serpent-eagle and the crested goshawk in the WRC area. His eyes glistened as the rope of the habituation cage opened and the eagle flew free. Maybe he is not famous and does not have a big name, but I am the one who is most certain of his great dedication in the efforts to conserve wildlife. Far from the frenzy, he remains humble and remains on track to help animals. Stay healthy and strong Sir in taking care of your other “children”.

Come on, young Indonesians, be like Pak Sang-Sang. Let’s start from being Orangufriends, an orangutan support group. (NIK)

SANG-SANG UNTUK SATWA LIAR INDONESIA
Bekerja di dunia konservasi Indonesia adalah bekerja di dunia yang sempit. Padahal, konservasi Indonesia itu sangat luas. Namun, mereka yang benar-benar terjun di dalamnya bisa dihitung dengan jari. Dunia konservasi adalah dunia yang membutuhkan ketahanan fisik maupun mental.

Namanya pak Sang-sang, dia merupakan animal keeper yang paling senior di Wildlife Rescue Center (WRC) Yogyakarta. Beliau bekerja sejak tahun 2003 di pusat penyelamatan satwa ini. Hari ini saya sempat ketemu dan foto dengan beliau saat pelepasan satwa elang ular bido dan alap-alap jambul di area WRC. Matanya berkaca-kaca saat tali pintu kandang habituasi dibuka dan elang terbang lepas bebas. Mungkin dia tidak tenar dan tidak punya nama besar, tapi saya orang yang paling yakin dedikasi dia sangat besar dalam upaya konservesi satwa liar. Jauh dari hingar-bingar, dia tetap rendah hati dan tetap masih di jalur pilihannya membantu satwa. Sehat selalu pak, tetap gagah bertugas merawat ‘anak-anakmu’ yang lainnya.

Yuk anak muda Indonesia, jangan mau kalah dengan pak Sang-sang. Mari memulainya dari menjadi Orangufriends, kelompok pendukung orangutan. (NIK)