TERMITES FOR ORANGUTAN AT COP BORNEO

Termites are one of the most popular foods for orangutans. Fortunately, termite nests are easy to find around the Orangutan Rehabilitation Center of COP Borneo. Not far from orangutan cage, rotten trees and fallen tree trunks become special treasures for orangutan.

When the forest is not in fruit season, termite eggs, ant eggs or cambium are usually used by orangutans as a booster for their stomach. Before the COVID-19 pandemic, when the orangutans were in forest school, they immediately knew and stopped around those rotten trees. But for now, animal keepers are the one who helped orangutan to looking for them.

Annie looks really enjoying the termite eggs which hiding in the nest. He sniffing then prying the hole with his finger that unfortunately too big and finally shaking the nest with his mouth open, hoping the eggs will fall into his mouth. If nothing left anymore, Annie started chopping the nest and kept looking with his forefinger.

No different with Nigel. This year’s release orangutan candidate that has been on the pre-release island for four months was forced return to the quarantine to prevent the spread of the corona virus. Nigel looks happy with his termite nests. He must be missed the pre-release island.

SARANG RAYAP UNTUK ORANGUTAN DI COP BORNEO
Rayap menjadi salah satu makanan yang sangat disukai orangutan. Untungnya, sarang rayap mudah sekali ditemukan di sekitar pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo. Apalagi di dekat kandang orangutan, pohon-pohon yang lapuk dan batang-batang pohon yang tumbang menjadi harta karun tersendiri untuk orangutan. 

Jika di hutan tidak sedang musim buah, maka telur rayap, telur semut atau kambium biasanya akan dimanfaatkan orangutan sebagai pengganjal perut mereka. Sebelum pandemi COVID-19, ketika orangutan berada di sekolah hutan, mereka langsung tahu dan berhenti di sekitaran pohon-pohon lapuk tersebut. Namun sekarang, para perawat satwa yang mencarikannya. 

Annie terlihat sangat menikmati telur-telur rayap yang bersembunyi di dalam sarang. Mengendus-ngendus lalu mencongkel lubang dengan jari telunjuknya yang terlihat kebesaran dan akhirnya langsung menguncang sarang dengan mulut terbuka berharap telur langsung jatuh ke mulutnya. Jika tak ada yang jatuh lagi, Annie mulai membelah sarang dan terus menerus mencari dengan telunjuknya.

Tak berbeda dengan Nigel. Orangutan kandidat rilis tahun ini yang telah berada di pulau pra-rilis selama empat bulan terpaksa kembali ke kandang karantina sebagai upaya pencegahan menyebarnya virus corona. Nigel terlihat asik dengan sarang rayapnya. Tentu dia kangen dengan pulau pra rilisnya. 

“Semoga pandemi cepat berlalu, agar rehabilitasi dapat berjalan dengan maksimal. Berlatih di sekolah hutan, bertahan hidup di pulau pra-rilis dan dilepasliarkan kembali ke habitatnya.”. (WID)

BERTIGA MEMBANGUN TANDON PEMBIBITAN COP BORNEO

Hujan cukup sering turun di pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo, Berau, Kalimantan Timur. Waktu yang pas untuk bibit-bibit yang baru datang, donasi dari JATAN, Jepang. Tapi untuk jaga-jaga, dan pengalaman tahun lalu dimana kebakaran terjadi dan mendekati COP Borneo, tim APE Defender berinisiatif membangun tandon air di dekat pembibitan. “Berharap hujan yang tertampung bisa memenuhi kebutuhan pembibitan. Dan alam berbaik hati untuk tidak terjadi kebakaran tahun ini.”, ujar Wety Rupiana.

“Ini tandon donasi dari Orangufriends saat terjadi kebakaran tahun lalu. Tandon ini dipergunakan untuk membawa air ke lokasi kebakaran. Hufff kalau gak ada tandon ini, entah apa yang terjadi.”, ujar Simson, perawat satwa yang ikut membangun tempat tandon. 

Tandon air ini juga untuk mengisi tempat cuci tangan di tempat parkiran. Pandemi COVID-19 mengajak kita hidup lebih disiplin dan bersih. Setiba di COP Borneo, turun dari kendaraan diwajibkan untuk mencuci tangan terlebih dahulu. Baru boleh ke camp. 

“Lumayan nih, cuman berdua bisa menyelesaikan tandon air ini. Semangat dan percaya diri itu intinya. Bersama pasti bisa.”, tambah Wety lagi. Untuk Orangufriends (pendukung COP) yang telah menyumbangkan tandon, terimakasih ya. Tandonnya kita gunakan untuk mengairi pembibitan.

COP DAN GAKKUM KLHK UNGKAP PERDAGANGAN 2,5 KG SISIK TRENGGILING

Sabtu, 27 Juni 2020, Centre for Orangutan Protection dengan Tim Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum (Gakkum) KLHK dan Polda DIY berhasil meringkus satu pedagang bagian satwa dilindungi berupa sisik trenggiling. Tersangka HP tertangkap tangan ketika sedang melakukan transaksi jual beli sisik trenggiling di daerah Genjahan kecamatan Ponjong Gunung Kidul, Yogyakarta. Dari operasi tangkap tangan tersebut berhasil diamankan barang bukti 2,5 kg sisik trenggiling, 1 buah timbangan kue, 1 buah kantong plastik dan 1 buat handphone. 

Keberhasilan penangkapan ini, berawal dari informasi masyarakat. Kemudian Tim Operasi Balai Penegakan Hukum (Gakkum) LHK Wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara berhasil menangkap 1 orang pelaku dengan barang bukti 2,5 kg trenggiling, 1 (satu) buah timbangan kue berwarna merah, 1 (satu) buah kantong plastik berwarna kuning dan 1 (satu) buah handphone merk Xiaomi 4A di desa Gejahan-Gunungkidul, pukul 20.00WIB pada 27 Juni 2020.”, ujar Probo Mulyarto N, tim Gakkum Jabal-Nuteng.

Tersangka HP ini adalah pedagang dan sekaligus pemburu yang sudah lama bermain barang terlarang ini. Dia mengaku mendapatkan trenggiling (manis javanica) dari hasil berburu di daerah sekitar Gunung Kidul. Perdagangan dan perburuan ini jelas murni karena bisnis. “Di tengah pandemi COVID-19 satwa liar masih terus menjadi korban perdagangan ilegal. Ini karena tingginya nilai jual yang menjadi daya tarik para pelaku kejahatan ini.”, ungkap Hery Susanto, tim Aksi dari Centre for Orangutan Protection (COP).

Trenggiling sendiri masuk dalam list satwa dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 dan Peraturan Menteri KLHK Nomor 106 Tahun 2018. Untuk itu, tersangka akan mendapatkan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara dan denda Rp 100.000.000,00. “Kami berharap tersangka mendapatkan hukuman seberat-beratnya agar menimbulkan efek jera.”, tambah Hery.

Informasi dan wawancara:

Hery Susanto (COP)

Email: info@orangutanprotection.com

HP: 081284834363

 

Probo Mulyarto N

Email: probonawa@gmail.com

HP: 081326231273