Selesai sudah pelepasliaran satwa liar jenis aves ke Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Ketujuh burung kembali ke alam, walau dengan usaha yang tidak mudah dan murah. “Perjalanan tim APE Warrior dari Yogyakarta ke TN Baluran saja sudah memakan waktu sembilan jam. Itu belum persiapan sebelum keberangkatan. Setibanya di TN Baluran juga tidak serta merta dilepaskan, tetapi juga harus melalui habituasi, baru kemudian bisa dilepaskan. Sudah selesai? Belum, masih ada monitoring, apakah satwa mampu bertahan hidup di habitat barunya atau tidak.”, sedikit penjelasan dari Hery Susanto, Centre for Orangutan Protection.
Tiga individu elang dan empat individu merak akhirnya mengepakkan sayapnya di alam pada 15 Juli 2020 ini. Pintu kandang habituasi dibuka oleh Kepala Balai Taman Nasional Baluran bersama kepala BKSDA Yogyakarta. Keempat relawan orangutan (Orangufriends) yang ikut menghela nafas lega. “Senang sekali, akhirnya mereka dapat bebas.”, ujar Netu yang merupakan alumni COP School 10 dari Jakarta.
“Cuti lima hari untuk ikut pelepasliaran lebih bermakna.”, kata Angga lagi. Sementara Rebi yang saat ini sedang WFH (Work From Home) tanpa aktivitas menjadikan kegiatan relawan kali ini lepas dari karantina di kost-kostan yang telah berlangsung selama empat bulan. Pelepasliaran satwa liar di tengah pandemi COVID-19 memiliki arti tersendiri untuk para relawan. Merasakan karantina selama pandemi berlangsung menjadikan kita dapat merasakan bagaimana satwa liar hidup di dalam sangkar. Seindah apapun sangkar itu, akan lebih baik berada di habitat alaminya.