SAVE ORANGUTAN ISLAND FROM COAL MINING

Temperature at the COP Borneo orangutan monitoring post, Merasa village, Kelay sub-district, East Kalimantan is getting hotter. The trees behind the camp in just a moment have turned to open land. Dazzling! River water looks murky. Dust is everywhere, and wearing masks and glasses help us comfortable. But what about the orangutans on the pre-release island?

Coal mining activities are increasingly approaching the orangutan pre-release island. The wind that blows towards the island cannot be controlled, carrying suffocating dust grains that also hurt our eyes. “How will the orangutan on the pre-release island survive? This condition disturbs the orangutan rehabilitation program! “, Said Reza Kurniawan, COP Borneo manager.

The orangutan pre-release island is an island that is used for orangutans final rehabilitation before being released into their new habitat. This island is a place for orangutans to practice living wild by minimizing human intervention. The island which since December 2015 has successfully released 5 orangutans back to their habitat. “This disturbing coal mining activity will certainly be a bad reputation for the company. Every company is trying to be part of the Orangutan protection effort which is an icon of Indonesia’s protected wildlife. How can KJB ignore this condition? “, Said Reza Kurniawan, worrying about the condition of orangutans on the island.

In your opinion, do orangutans have to succumb to coal mining? Provide support via email info@orangutanprotection.com or https://www.kitabisa.com/orangindo4orangutan

SELAMATKAN PULAU ORANGUTAN DARI TAMBANG BATUBARA

Suhu di pos monitoring orangutan COP Borneo, desa Merasa, kecamatan Kelay, Kalimantan Timur semakin panas. Pepohonan di belakang camp sesaat saja berganti dengan lahan terbuka. Silau! Air sungai terlihat keruh. Dan debu-debu beterbangan, penggunaan masker dan kacamata cukup membuat nyaman, tapi bagaimana dengan orangutan yang berada di pulau pra-rilis?

Aktivitas pertambangan batubara semakin mendekati pulau pra-rilis orangutan. Angin yang bertiup mengarah ke pulau tak mungkin bisa dikendalikan, membawa butiran debu yang menyesakkan dan memerihkan mata. “Bagaimana orangutan di pulau pra-rilis akan bertahan? Kondisi ini menganggu program rehabilitasi orangutan!”, ujar Reza Kurniawan, manajer COP Borneo. 

Pulau pra-rilis orangutan adalah pulau yang digunakan untuk orangutan rehabilitasi tahap akhir sebelum dilepasliarkan ke habitat barunya. Pulau ini akan menjadi tempat berlatih orangutan menjadi liar dengan meminimalisir campur tangan manusia. Pulau yang sejak Desember 2015 telah berhasil meluluskan 5 orangutannya kembali ke habitatnya. “Aktivitas pertambangan batubara yang menganggu ini tentu akan menjadi reputasi buruk bagi perusahaan. Setiap perusahaan sedang berusaha untuk ikut menjadi bagian dari usaha perlindungan Orangutan yang merupakan ikon satwa liar yang dilindungi Indonesia ini. Bagaimana mungkin KJB mengabaikan kondisi ini?”, tegas Reza Kurniawan, mengkawatirkan kondisi orangutan di pulau.

Menurutmu, apakah orangutan harus mengalah pada pertambangan batubara? Berikan dukungan melalui email info@orangutanprotection.com atau https://www.kitabisa.com/orangindo4orangutan

Comments

comments

You may also like