JOJO IN COP BORNEO FOREST SCHOOL

We haven’t heard about Jojo for a long time. Jojo is a baby orangutan who entered COP Borneo orangutan rehabilitation center in April 2018. Jojo must take a long and extra care medical check-up process. From the prior examination, Jojo was declared to have hepatitis. After going through PCR testing, hepatitis suffered by Jojo is hepatitis of orangutan strain. Thus, the medical team allowed Jojo to enter the forest school.

Do you still remember when you entered school for the first time? Afraid? Confused? Feeling alone? That is what Jojo experienced, an orangutan who finally got his chance into the COP Borneo forest school. Jojo sat on the ground, playing alone while sweeping dry leaves with his hands. Then, other orangutans are interested in the new orangutan they just met. Curiosity starts from just staring, then continue with touching even biting. Jojo also experienced that. Other orangutan babies such as Owi, Bonti, Happi, Popi and even Annie, who were still just entering the forest school, joined in.

“Come on Jojo, you can do it. Adapt quickly. Be wild, remember your time with your mother”, said Joni with full hope. Jojo will continue to be accompanied by an animal keeper until he can adjust to other baby orangutans. “Hopefully it doesn’t take too long. Every orangutan has a unique way. It cannot be determined the length of time needed for each orangutan to achieve certain abilities. But proper stimulation can speed up the process”. (IND)

JOJO DI KELAS SEKOLAH HUTAN COP BORNEO
Lama tidak mendengar kabar dari Jojo, bayi orangutan yang masuk pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo bulan April 2018 yang lalu. Pemeriksaan kesehatan yang panjang dan ekstra teliti harus dijalani Jojo. Hasil pemeriksaan di awal, Jojo menderita Hepatitis. Dan setelah melalui pengujian PCR, Hepatitis yang diderita Jojo adalah strain orangutan, akhirnya tim medis mengijinkan Jojo masuk kelas sekolah hutan.

Masih ingatkah saat kamu masuk sekolah pertama kali? Takut? Bingung? Merasa sendirian? Seperti itulah yang dialami Jojo, orangutan yang akhirnya bisa masuk kelas sekolah hutan COP Borneo. Jojo duduk di tanah, bermain sendiri sambil menyapu-nyapu daun kering dengan tangannya. Dan orangutan lain pun tertarik dengan orangutan yang baru mereka temui. Rasa ingin tahu itu mulai dari hanya menatap, lalu menyentuh bahkan menggigit. Jojo pun mengalami itu, bayi-bayi orangutan lain seperti Owi, Bonti, Happi, Popi bahkan Annie yang juga masih baru masuk kelas sekolah hutan, ikut menganggunya.

“Ayo Jojo, kamu pasti bisa. Cepatlah beradaptasi. Kembalilah liar, ingatlah masa-masa mu bersama indukmu.”, ujar Joni penuh harapan. Jojo akan terus didampingi animal keeper hingga dia bisa menyesuaikan diri dengan bayi orangutan lainnya. “Semoga tidak memakan waktu terlalu lama. Setiap orangutan punya cara yang unik. Sehingga tidak bisa ditentukan waktu yang dibutuhkan setiap orangutan untuk mencapai kemampuan tertentu. Tapi stimulasi yang tepat dapat mempercepat sebuah proses. (JON)

Comments

comments

You may also like