APE CRUSADER DISKUSI RINGAN BERSAMA SISWI SMA 1 KUMAI

Awal November 2017, 37 siswi SMA 1 Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah melakukan kunjungan rutin dalam pembelajaran materi penyemaian bibit untuk penanaman pasca kebakaran hutan yang terjadi tahun 2015. Siswi binaan dari program FNPF ini tergabung dalam ekstra kulikuler MIPA yang bernama Water Air Forest School Conservation (WAFSC). APE Crusader bergabung untuk diskusi orangutan, konflik satwa liar dan habitatnya.

WAFSC aktif dalam kegiatan biopori, pembuatan kompos organik, karya ilmiah remaja dan penanaman kembali hutan. Basuki Budi Santoro, manajer FNPF Kalimantan mengapresiasi semangat siswi binaannya yang aktif berkegiatan konservasi, “Kepedulian akan lingkungan untuk menjaga dan melestarikan hutan adalah modal dasar untuk mencapai tujuan jangka panjang konservasi berkelanjutan.”.

Peran aktif para siswi ditunjukkan pada semakin banyaknya pertanyaan mengenai dunia konservasi satwa liar, mulai dari habitatnya yang semakin tergusur dan hilang akibat alih fungsi hutan, perluasan atau pembukaan baru perkebunan kelapa sawit, kebakaran, perburuan liar, perdagangan dan pemeliharaan satwa liar secara ilegal.

Jesika, salah satu siswi SMA 1 Kumai menuturkan, “Kami di sini hidup berdampingan dengan hutan dan orangutan di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP). Kami sangat butuh informasi apa, kenapa dan bagaimana kami memperlakukan satwa liar khususnya orangutan ini. Diskusi kali ini, semoga menambah peran aktif kami dalam perlindungan lingkungan.”.

Kesempatan dalam diskusi santai kali ini menjadi semangat tersendiri untuk tim APE Crusader. “Selalu ada ide baru saat kunjungan edukasi dan penyadartahuan. Semangat mereka yang muda seperti vitamin untuk kami, menyelamatkan orangutan dan habitatnya.”, ujar Faruq, kapten APE Crusader. (PETz)

Comments

comments

You may also like