TETAPLAH LIAR OKI DI HLSL

OKI is OK! Di usianya yang ke-13 akhirnya Oki kembali ke hutan yang sesungguhnya, tanpa campur tangan manusia lagi. Oki harus bertahan hidup di hutan, menyesuaikan diri tanpa bantuan manusia lagi dan berkembang di hutan yang merupakan rumah barunya.

Di Hutan Lindung Sungai Lesan (HLSL) inilah pada 16 September 2017 yang lalu, Oki, orangutan jantan yang berasal dari kebun binatang KRUS (Kebun Raya Unmul Samarinda), Kalimantan Timur dilepasliarkan kembali, setelah melalui hidup di pulau pra-rilis COP Borneo selama 1,5 tahun. Di pulau pra-rilis, daya jelajah Oki terbatas pada luas pulau, sementara di HLSL Oki bebas menjelajah. Pada saat di pulau, Oki juga masih diberi pakan pada pagi dan sore harinya kalau di HLSL Oki harus mencari makanannya sendiri, tanpa bantuan manusia lagi.

Ini adalah orangutan pertama yang dilepasliarkan kembali ke alam oleh Centre for Orangutan Protection. Oki adalah siswa yang memenuhi syarat lepas-liar di pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo. Pusat rehabilitasi yang didirikan oleh putra putri asli Indonesia.

Pada hari ke-empat setelah dilepasliarkan, tim monitoring tak sanggup mengikutinya lagi. “Tadi jam 7.30 WITA kami masih melihatnya di atas sarangnya. Setelah itu dia bergerak dan kami tak menemukannya lagi.”, ujar Reza Kurniawan, koordinator tim monitoring pelepasliaran orangutan Oki.

Tim monitoring menerapkan waktu yang sangat ketat. Pagi hari, 03.30 WITA tim berangkat ke sarang terakhir orangutan tidur. Biasanya sekitar pukul 19.30 tim akan kembali ke camp saat Oki sudah bersarang dan tidur. Tim akan terus memantau dan patroli di HLSL, usaha sosialisasi di desa sekitar juga terus dilakukan untuk meminimalisir konflik satwa dan manusia. Terimakasih atas kerjasamanya Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Berau Barat dan The Orangutan Project (TOP), melindungi orangutan adalah melestarikan hutan.

Comments

comments

You may also like