TUMBUH KEMBANG BAYI ORANGUTAN COP BORNEO

Siang ini, para animal keeper disibukkan oleh bayi-bayi orangutan di klinik COP Borneo. Posyandu… Posyandu… begitu kalau di desa. Pastikan membawa buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Bayi akan diperiksa kesehatannya. Bagaimana tumbuh kembangnya. Berat badannya bertambah atau tidak, tingginya tetap atau tidak. Pola makan anak juga akan dievaluasi. Ya… hari ini adalah jawal pengecekkan tumbuh kembang bayi orangutan penghuni pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo. Kurang lebih, hampir sama dengan aktivitas di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) seperti yang kita kenal.

Pendataan fisik terjadwal ini dengan keempat bayi orangutan. Popi, Happi, Owi dan Bonti siap untuk dievaluasi. Pengukuran data fisik orangutan biasanya dilakukan ketika orangutan pertama kali masuk ataupun keluar dari pusat rehabilitasi dan juga saat translokasi ataupun kebutuhan yang lain, demikian penjelasan drh. Ryan Winardi pada animal keeper.

Ini adalah pengalaman pertama Herlina dan juga Steven mengikuti pengukuran data fisik orangutan. Mereka berdua adalah animal keeper yang baru di COP Borneo. “Sangat menyenangkan, tapi… agak takut saat harus membuka mulut orangutan Happi untuk menghitung jumlah giginya.”, ujar Herlina, animal keeper yang baru bergabung sejak Juli 2017 yang lalu.

Gimana ngak takut, giginya lebih besar dari bayi manusia. Apala lagi mereka sering mendengar cerita animal keeper terdahulu yang selalu jadi sasaran gigitan bayi-bayi orangutan. “Gigitan bayi manusia aja sakit… apalagi bayi orangutan!”, ujar drh. Ryan sambil tersenyum.

Tidak seperti biasanya, bayi-bayi orangutan kali ini memberontak dan agak liar. Bahkan Popi yang biasanya diam saat di sekolah hutan, saat pendataan membutuhkan 3 orang perawat untuk menahannya. “Hari ini, kita butuh energi ekstra rupanya.”, ujar drh. Ryan. (WET)

Comments

comments

You may also like