RAMADHAN WITH ORANGUTAN

It has become a yearly agenda in Padang when the month of Ramadhan comes, it is compulsory for all students from 4th grade Elementary School to High School to attend “Pesantren Ramadhan”. A Program from the Education Ministry of Padang that had been legalized under the regulations of the Padang City Government that still in run even though the yearly progress vacation has come. The activities of “Pesantren Ramadhan” for elementary and high school students are handed over to committees formed by mosques scattered in each RT/RW near the area where the students live. Every student who will follow “Pesantren Ramadhan” at the nearest mosque in their living area, must first register for this event. A small difference lies for the high school students as they will be doing the activity in their own schools. “Pesantren Ramadhan” is held for two weeks, starting in the second week of Ramadhan until a week ahead of EID.

The start of the holy month of Ramadhan makes School Visit activities that I do as Orangufriends from Padang so different from the School Visit activites conducted by Orangufriends from other cities. Even so it is not a problem for me to still be able to run fulfill my mission of doing School Visits as Orangufriends. This has challenged me to be able to innovate in preparing a school visit strategy. Having previously conducted a survey first about any material given during the “Pesantren Ramadhan”, I enlisted to be one of the speakers at Baitul Rosyid Mosque, located at Jl. Bronco RT 04 RW 09 Parupuk Tabing Sub-distric of Kecamatan Koto Tengah city of Padang, which is the site of “Pesantren Ramadhan” for more than 50 joint students from several Elementary and High School in Padang. Elementary students enrolled in Ramadhan Islamic Boarding School at Baitul Rosyid Mosque are students form SD Sbbihisma, SD Negeri Percobaan, SD Angkasa, SDN 24 Parupuk Tabing, SDN 6 Ulak Karang and Students from SMPN 13 Tabing, SMPN 25 Belanti, SMPN 29 Dadok, MTSN Model, SMP Angkasa dan SMP Pembangunan.

Not only do i provide materials in the form of knowledge about the introduction of orangutans and their habitat to the santri, but I also gave them some materials about the relationship of religion with the nature surrounding it and it’s current condition. Among them is to review the Surat Ar-Rum verse 41, telling a bit about the story of Prophet Noah’s who made a special deck for the animals in his Ark, and conveyed Thabrani’s HR which reads: “Love the creatures of the earth, then you will be loved by HIM in the sky”. So to lift up the Santri spirits and not to fall asleep in receiving the material, before the activities began I invited them to follow a game of “Gymnastics Numbers” as a warm-up. Also as a bonus to enrich their knowledge, I also played an inspirational movie about animals titled “Piper”, and made a challenge by asking them to be able to tell what lessons learned from the film. For students who is courageous to appear in front of the class to convey their views, they are given stickers as a gift.

For almost 4 hours divided into two sessions (the first 2 hours of the session for the High School and 2 hours of the second session for the elementary students) from 07.30 – 11.30 p.m, I enjoyed the togetherness with the santri as the speakers through the materials which I got from the COP School and also an adaptation of the various sources with an underlying theme of: “Humans, Animals and Their Relation With Natural Balance”. What makes me satisfied is that the whole santri followed the path that I made with passion and the high sense of curiosity about orangutans. The moral
message that I try to give from every review of the presentation material and visualization that I displayed, hopefully is now embedded in them to further expand their views to not undermine nature, no matter how small. Because the ones that will be affected and experience the loss are not actually animals, plants or other inhabitants that live in Nature, but us as Humans.

Thus, though little and small I have at least started. Hopefully this small step I have pioneered will be one day become a real big step to be able to do and directly involved in the forms of orangutan and other wildlife rescue efforts. (Dhea_Orangufriends)

PESANTREN RAMADHAN BERSAMA ORANGUTAN

Sudah menjadi agenda tahunan di kota Padang saat bulan Ramadhan tiba, seluruh siswa SD kelas 4 hingga SMU wajib mengikuti Pesantren Ramadhan. Program tetap Dinas Pendidikan kota Padang yang disahkan dalam Perda PEMKOT Padang tetap dijalankan walaupun waktu libur kenaikan kelas telah tiba. Penyelenggaraan kegiatan Pesantren Ramadhan untuk siswa tingkat SD dan SMP di serahkan kepada panitia yang dibentuk oleh mesjid-mesjid yang tersebar di masing-masing RT/RW tempat domisili siswa. Prosedurnya, setiap siswa yang akan mengikuti Pesantren Ramadhan di Mesjid terdekat tempat tinggal mereka, sebelumnya harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu. Sementara untuk tingkat SMU dilaksanakan di sekolah masing-masing. Pesantren Ramadhan ini dilaksanakan selama dua minggu, dimulai pada minggu ke dua Ramadhan hingga seminggu jelang Idul Fitri.

Masuknya bulan suci Ramadhan membuat kegiatan School Visit yang saya lakukan sebagai orangufriends Padang jadi berbeda dengan kegiatan School Visit yang dilakukan teman-teman orangufriends kota lainnya. Meski begitu tak menjadi masalah bagi saya untuk tetap bisa menjalankan salah satu misi sebagi orangufriends yaitu melakukan School Visit. Justru hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk bisa berinovasi dalam mempersiapkan strategi school visit. Setelah sebelumnya melakukan survei terlebih dahulu tentang materi apa saja yang diberikan selama kegiatan Pesantren Ramadhan, maka saya pun mendaftarkan diri menjadi salah satu pemateri di Mesjid Baitul Rosyid, Jl. Bronco RT 04 RW 09 Kelurahan Parupuk Tabing Kec. Koto Tangah kota Padang, yang menjadi tempat pelaksanaan Pesantren Ramadhan bagi lebih dari 50 siswa gabungan dari beberapa SD dan SMP yang ada kota Padang. Siswa SD yang mendaftar menjadi santri Pesantren Ramadhan di Mesjid Baitul Rosyid ini diantaranya adalah siswa dari SD Sabbihisma, SD Negeri Percobaan, SD Angkasa, SDN 24 Parupuk Tabing, SDN 6 Ulak Karang dan SDN 26 Air Tawar. Sementara siswa SMP yang mendaftar diantaranya adalah siswa dari SMPN 13 Tabing, SMPN 25 Belanti, SMPN 29 Dadok, MTSN Model, SMP Angkasa dan SMP Pembangunan.

Tak sekedar memberikan materi berupa pengetahuan pengenalan tentang orangutan dan habitatnya kepada para santri, tapi saya juga memberikan beberapa materi tentang kaitan agama dengan alam sekitar dan kondisinya saat ini. Diantaranya adalah mengulas Surat Ar-Rum ayat 41, bercerita sedikit tentang kisah nabi Nuh yang membuat Dek khusus untuk satwa di perahunya, dan menyampaikan HR Thabrani yang berbunyi : “Kasihilah makhluk di bumi, nanti engkau akan dikasihi Yang di langit.” Supaya para santri semangat dan tidak mengantuk dalam menerima materi, sebelum kegiatan dimulai santri – santri tersebut saya ajak dulu untuk mengikuti sebuah permainan “Senam Angka” sebagai pemanasan. Dan sebagai selingan untuk memperkaya pengetahuan mereka, saya juga memutarkan sebuah film inspiratif tentang satwa berjudul “PIPER”, dan membuat gimmick dengan meminta santri untuk dapat menceritakan pembelajaran apa yang bisa dipetik dari film tersebut. Bagi siswa yang berani tampil untuk menyampaikan pandangannya, diberi hadiah berupa stiker.

Selama hampir 4 jam di bagi menjadi dua sesi (2 jam pertama sesi untuk siswa SMP dan 2 jam kedua sesi untuk siswa SD) dari jam 07.30 – 11.30 WIB, saya nikmati kebersamaan bersama para santri sebagai pemateri melalui materi – materi yang saya peroleh dari COP School dan juga merupakan saduran dari berbagai sumber yang saya beri tema : “Manusia, Satwa dan Hubungannya Dengan Keseimbangan Alam”. Yang membuat saya puas adalah, seluruh santri mengikuti alur yang saya buat dengan penuh semangat dan rasa keingin tahuan yang tinggi mengenai orangutan. Pesan moral yang coba saya selipkan dari setiap ulasan atas paparan materi dan tampilan visualisasi yang saya tampilkan adalah, semoga sedari sekarang tertanam dalam diri mereka untuk tidak akan melakukan pengrusakan terhadap alam, sekecil apapun. Karena yang akan terkena imbas dan mengalami kerugian itu sebenarnya bukanlah satwa, tumbuhan atau habitat lainnya yang hidup di alam, melainkan adalah kita sebagai manusia.

Demikianlah, meski sedikit dan kecil setidaknya saya sudah memulai. Semoga langkah kecil yang sudah saya rintis ini kelak akan menjadi langkah-langkah besar yang nyata untuk bisa berbuat dan terlibat langsung dalam bentuk-bentuk upaya penyelamatan orangutan dan satwa liar lainnya. (Nova_COPSchool7)

Comments

comments

You may also like