MENGEMBALIKAN ADRENALIN YANG SURUT

Tujuh hari bersama di COP School Batch 7 telah usai dan meninggalkan banyak rasa. Baik oleh staff, panitia dan tentu saja siswa. Ada cukup banyak perubahan konsep pada setiap angkatan mengikuti perkembangan waktu. Kami selalu mencoba mencari formula mana yang terbaik agar para siswa bisa benar-benar menjadi agen perubahan di lingkungan asalnya sesuai dengan bakat dan kemampuan individunya.

Proses belajar menjadi 30 persen secara online, 50 persen tatap muka dan 20 persen praktek. Belajar online sekitar 50 hari dalam proses seleksi tentunya menjadi awal pembuka pemikiran dan wacana tentang konservasi untuk mempermudah tatap muka di Yogyakarta. Tantangan tersendiri buat siswa ialah menjalankan program mandiri baik secara kolektif dengan sesama teman satu kota atau menjalankannya sendiri. Waktu yang akan membuktikan apakah akan menghilang atau bertahan menjadi barisan “menolak punah”.

Setiap COP School dilakukan, teori-teori ekonomi tidak bisa digunakan. Seperti dalam konsep ekonomi investasi Time Value of Money di “Capital Recovery Factor” jika prediksi ke depan keuntungan bernilai nol maka proses investasi tidak boleh dilanjutkan. Namun COP School bukannya sebuah kegiatan investasi ekonomi tapi sebuah regenerasi yang akan berbuah jauh ke depan dalam menyelamatan satwa liar Indonesia.

Kami percaya masih ada anak-anak muda yang peduli dengan satwa liar Indonesia namun hanya tidak tau bagaimana bergerak. Seperti kata Jane Goodall, seorang perempuan peneliti ahli primata simpanse yang salah satu temannya mati terbunuh karena menyelamatkan gorila di Afrika, “Only if we understand, will we care. Only if we care, will we help. Only if we help shall all be saved. The least I can do is speak out for those who cannot speak for themselves. The greatest danger to our future is apathy.”. Semangat menjadi agen perubahan untuk bisa membuat banyak orang menjadi tahu dan peduli adalah tantangan buat kita yang berada di negara berkembang.

Di sisi lain untuk kami yang sudah cukup lama menghadapi persoalan langsung dengan kasus orangutan hampir setiap hari yang didapatkan adalah persoalan konflik yang sangat melelahkan. Kemenangan dalam bentuk bisa menyelamatkan orangutan secara luas dan lebih banyak adalah tujuan dasarnya, namun kadang kekalahan dan persoalan tentu tidak semua bisa diselesaikan dengan tuntas. Semangat itu tentu akan berkurang dan pelan-pelan akan menghilang. Ketika kita kehilangan semangat perlawanan itu maka tidak akan ada masa depan untuk kemenangan dalam penyelamatan orangutan. Sisi lain ialah, “Ketika kita terus menerus melihat keburukan maka akan menjadi terlihat biasa.” (Andy Warhol). Itulah yang harus dihindari dari teman-teman yang berada di garis depan bahwa kita harus melihat situasi dengan benar dan tidak boleh menyerah dengan kondisi.

Di saat seperti itulah terkadang “kami” berpikir kami berjalan sendiri. Tanpa ada dukungan sama sekali. Namun COP School dan Orangufriends selalu membuat teman-teman yang berada di lapangan kembali bersemangat dan menemukan semangat baru yang luar biasa. Adrenalin itu kembali naik dan mengaliri seluruh pembuluh darah. Melihat masih banyaknya semangat anak-anak muda peduli dengan satwa liar, tentu membuat kami kembali bersemangat dan merasa tidak sendiri.

Terimakasih telah menjadi keluarga besar COP dan membuat semangat kami kembali. Terimakasih teman-teman panitia yang membantu dari awal hingga akhir dan bela-belain datang ke Yogya dengan banyak pengorbanannya. Terimakasih siswa COP School untuk semua semangatnya. (DAN)

Comments

comments

You may also like