BATIK FOR ORANGUTAN

Kreativitas orangufriends Yogyakarta mengelola event untuk menggalang dukungan publik.
Hari ini… di Wanderlust Coffee Division Yogyakarta…
Batik dan merchandise dijual untuk perlindungan orangutan.
#proudofOrangufriends in #orangufriendEvents

JAKSA PEGANG PERANAN PENTING  UNTUK MENEKAN KEJAHATAN SATWA LIAR DI INDONESIA

Jakarta – Rendahnya tuntutan hukum untuk pelaku kejahatan satwa liar membuahkan vonis hukum rendah pula, kejahatan ini pun masih marak terjadi. Perputaran uang dalam bisnis perdagangan satwa liar sangat besar sehingga memicu kejahatan ini subur terjadi. Upaya penegakan hukum yang seharusnya menjadi kunci keberhasilan menekan angka kejahatan ini menjadi tumpul manakala tuntutan Jaksa ringan dan membuahkan putusan hukum yang ringan pula. 
 
“Semua pihak sudah bekerja keras membendung kejahatan satwa liar ini terjadi. Namun terjadi kembali karena hukuman yang ringan. Mulai dari pengumpulan data hingga proses penegakan hukum. Upaya penegakan hukum menjadi lemah manakala dalam proses meja hijau pelaku kejahatan hanya mendapatkan tuntutan rendah dari Jaksa Penuntut Umum. Sehingga berbuah putusan rendah dan tidak sepadan dengan kejahatan yang telah dilakukannya.”, Ramadhani, Managing Director COP.
 
Pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kepolisian, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) secara bersama melakukan segala upaya guna melakukan pencegahan dari upaya persuasif hingga represif yang bermuara hukuman maksimal bagi para pelaku kejahatan satwa liar. Namun selalu berujung putusan rendah karena tuntutan yang rendah dari pihak Jaksa Penuntut Umum.
 
“Putusan hukum rendah akibat dari tuntutan hukum rendah kita ambil contoh kasus perdagangan beruang madu di Semarang, Jawa Tengah yang melibatkan oknum dokter hewan Kebun Binatang hanya kena vonis tiga bulan penjara. Pelaku penjual kulit harimau Sumatera di Sumatera Selatan yang ditangkap Polda Sumatera Selatan hanya divonis enam bulan penjara. Pelaku pembantaian orangutan di Kalimantan Timur tahun 2012 hanya divonis delapan bulan penjara. Ini menunjukan bahwa permasalahan satwa liar dianggap sepele dan tidak penting. Padahal kunci dalam upaya konservasi adalah penegakkan hukum agar  tidak terjadi dan terulang kembali.”, tegas Ramadhani, Managing Director COP.
 
Sudah saatnya Kejaksaan Agung mengambil peran dan mendukung upaya konservasi satwa liar di Indonesia melalui Jaksa Penuntut Umum untuk menjalankan peran dalam proses pengadilan dan dapat memberikan tuntutan hukum yang maksimal bagi para pelaku kejahatan satwa liar. Karena dengan upaya ini akan timbul efek jera.
 
Untuk informasi dan wawancara silahkan menghubungi:
Ramadhani, Managing Director COP.
P: 081349271904
E: dhani@cop.or.id

COOKING FOR ORANGUTAN KIDS

There a lot of ways to help orangutan. LokaLoka and Orangufriends presented Cooking for Orangutans in Yogya. This is for Kids, and it is the 3rd one. All donation going through the project.
Ada banyak cara untuk membantu orangutan. LokaLoka dan Orangufriends mempersembahkan Cooking for Orangutan di Yogya. Ini untuk anak – anak dan kali ini sudah yang ke tiga. Seluruh donasi disalurkan ke proyek lapangan.

JEJE NEED TO BE RESCUED

JEJE NEEDS TO BE RESCUED
One more orangutan victims of illegal wildlife trade, which is a result of loss of habitat in East Kalimantan. Someone who kept him, bought IDR 3 millions. His name is Jeje. The male orangutan has been changed ownership three times. He is already not funny anymore (6 years old) has had to be in cages.
APE Crusader on the way to save him.
Please support us via Orangutan Outreach https://redapes.org/projects-partners/cop/
#APECrusader
Satu lagi orangutan korban perdagangan satwa liar illegal, yang merupakan akibat dari hilangnya habitatnya di Kalimantan Timur. Namanya Jeje. Orangutan jantan ini sudah berpindah kepemilikan sebanyak tiga kali. Usianya yang sudah tak lucu lagi (6 tahun) membuatnya harus berada di kandang.
APE Crusader dalam perjalanan menyelamatkannya. 
Dukung penyelamatan Jeje lewat Orangutan Outreach https://redapes.org/projects-partners/cop/

MERCHANDISE AT GALLERY YAMPU

A BIG thanks to Kalyna Micenko, Bob Daly and PortAdelaide ArtistsForum for inviting me to exhibit in this eARTh Exhibition at Gallery Yampu (on from 4th to 28th Aug) 1 Jenkins St, Birkenhead and for allowing me to have a stall for COP Borneo (an orangutan, wildlife rescue and rehabilitation centre in North East Kalimantan, Indonesian Borneo) on the Opening night. It was a wonderful evening.

APA YANG KITA MENANGKAN? HARAPAN

Saya kira terlibat dalam operasi penyelamatan satwa dari perdagangan ilegal akan menjadi hal yang sangat mengesankan dan menyenangkan. Saya keliru.

Kami sudah keluar gerbang tol terakhir menuju Surabaya ketika saya sadar tidak membawa stetoskop dan termometer, yang mana akan sangat membantu dalam pemeriksaan kondisi fisiologi satwa pasca penyelamatan. Empat tahun lebih belajar ilmu kedokteran hewan dan saya masih sering lupa terhadap apa yang bisa dan harus saya lakukan dalam keadaan seperti ini. Bagaimanapun, kami menuju Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Surabaya untuk mempersiapkan semuanya.

Operasi penyelamatan satwa ini dilaksanakan oleh tim Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjen Gakum LHK) Seksi 2 Surabaya dengan dibantu oleh Centre for Orangutan Protection (COP) dan Animals Indonesia. Meskipun sempat mengalami kesulitan untuk mendapatkan kepercayaan pedagang dalam transaksi, akhirnya proses penyergapan di salah satu perumahan daerah Wiyung, Surabaya, tersebut berjalan dengan aman dan dalam waktu yang relatif singkat. Tim berhasil menyelamatkan dua ekor anak lutung jawa (Javan Langur – Trachypithecus auratus) umur dibawah tiga dan enam bulan serta empat ekor kukang jawa (Javan Slow Loris – Nycticebus javanicus). Keduanya terlampir dalam daftar satwa dilindungi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.

“Penyergapan berhasil – satwa diselamatkan dari perdagangan ilegal – selesai,” bodohnya saya sempat berpikir begitu hingga kami menyadari salah satu dari lutung jawa yang diselamatkan berada dalam kondisi yang sangat lemah. Kami langsung melakukan pemeriksaan seadanya dan menemukan bahwa anak lutung ini berada dalam kondisi dehidrasi yang berat. Sekujur tubuhnya dingin dan kering, pernapasan dan denyut nadi sangat lemah, membran mukosa sangat pucat dengan Capillary Refill Time (CPR – metode pemeriksaan dehidrasi dengan melihat kecepatan darah kembali ke pembuluh kapiler) yang jauh di atas normal (< 2 detik). Kami berpencar mencari pakan, menghangatkan tubuh lutung tersebut dengan handuk dan pakaian, memberikan upaya terbaik untuk mengembalikan kondisinya sambil menunggu proses hukum hari itu selesai. Setelah melewatkan beberapa jam yang mengkhawatirkan, akhirnya lutung tersebut mau minum dan makan. Bagi saya bagaikan matahari terbit sekali lagi hari itu. Sore hari kami langsung bergerak cepat menuju kota Malang, mencari dokter hewan yang dapat memberikan pertolongan lanjutan sebelum membawa satwa-satwa ke Javan Langur Center (JLC) di Coban Talun. Dokter hewan membenarkan kondisi dehidrasi anak lutung itu, lalu memberikan terapi cairan serta vitamin secara gratis atas nama kepedulian. Saya menemukan lagi kepercayaan saya terhadap kemanusiaan, lalu kami bergerak cepat ke JLC. Hampir tengah malam ketika kami sampai dan udara dingin menusuk. Satwa berhasil dipindahkan ke kandang yang lebih luas dan hangat. Saya menghabiskan sisa waktu di depan inkubator tempat Araya (nama yang kami berikan) yang lemah duduk merengek dan gelisah. Saya berjanji akan kembali esok pagi, lalu kami pulang dan beristirahat. Esoknya, sekitar pukul 08.30 WIB, saya bersiap berangkat ke kampus ketika telepon berdering. Apa yang saya dengar sungguh menyesakkan, Araya tidak mampu bertahan. Saya mencoba mengerti, “Tidak semua pertempuran akan kita menangkan, yang terpenting adalah kita telah mengupayakan dengan sepenuh hati.”. Yang tidak bisa saya mengerti adalah jika setelah ini masih ada orang yang memburu, memperdagangkan, dan memelihara satwa liar seperti lutung jawa dengan alasan kasihan. Ketika orang terus membeli walau niatnya karena kasihan, maka pemburu akan terus mencari lagi dari alam. Untuk setiap anak lutung yang diperdagangkan, hampir pasti ada induk yang mati terbunuh. Saya hanya tak ingin melihat Araya-Araya lain. Perasaan itu membuat saya porak poranda, tak ada senyum di sisa hari itu. Terima kasih untuk tim yang telah bekerja dengan sangat baik. Kini kami memupuk harapan pada Sartika (anak lutung yang lain) dan keempat kukang jawa yang tersisa, juga harapan kepada semua orang. Mari semua jangan berhenti berjuang. (BAYU, Orangufriends Malang)

COMBAT ILLEGAL WILDLIFE TRADE

4 slow loris and 2 trachyphitecua auratus, SAVED from trader Surabaya, East Java.
Undangan Liputan: Tim Ditjen Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan didukung Animals ID dan COP pada hari ini berhasil menggagalkan transaksi beberapa primata endemik Jawa yang dilindungi Undang – Undang. Konferensi Pers akan diselenggarakan sore ini jam 4 di Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK, Jalan Juanda 100, dekat bandara Juanda Surabaya. Terima Kasih.
#combatillegalwildlifetrade

CASE OF ORANGUTANS IN AE CORPORATION PALM OIL PLANTATION WORSENS: NATIONAL DOCUMENTS SUSPECTED STOLEN

The Directorate of Criminal Law Enforcement from the Ministry of Environment and Forestry has stated that the party has refused Centre for Orangutan Protection’s request for a copy of the Minutes of Enquiry as it is still under investigation. The refusal letter was numbered S.125/PHP/PPLKKH/GKM.3/8/2016 and dated the 1st of August 2016. These Minutes of Enquiry are in regard to the case of suspected destruction of orangutan habitat by AE Corporation in East Kutai. In this matter, COP staff have been investigated as witnesses. COP greatly appreciates this decision as it is in accordance with Indonesian regulations.

COP is also regretful of the circulation of the Minutes of Enquiry under the name of M Salahudin Aziz, who was investigated as a representative of AE Corporation, and suspects that these national documents have been stolen. These confidential documents were leaked to COP by Golden Agri Resources and Wings Food as buyers of AE Corporation palm oil products. COP has discussed this matter with the East Kalimantan Conservation and Natural Resources Agency (BKSDA) in a meeting on the 18th of July 2016. The Agency has promised to investigate this scandal.

COP is greatly concerned over the development of this case and the fate of the 13 orangutans that have been reported to be impacted by the activities of palm oil company AE Corporation. COP first reported this to Ministry of Environment and Forestry on the 10th of March 2016 and action has since been taken by the East Kalimantan Conservation and Natural Resources Agency to conduct investigations in the field. To this day, COP is yet to see any real rescue efforts. What has happened has been counterproductive. The initial reports from surveys by Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) and the Minutes of Enquiry that are suspected stolen have been used to manipulate the situation.

COP greatly appreciates the policies of GAR/Sinar Mas, Wilmar and Wings Food in suspending their commercial contracts with AE Corporation until this case is declared closed by the authorities. This is hoped to clear their supply chain of the blood of orangutans and the clearing of wildlife habitats. COP is currently considering a national campaign to boycott food products connected to palm oil companies linked to AE Corporation, if the parties involved do not take distinct steps to save the affected orangutans.

For interviews and further information, please contact:
Ramadhani, COP Managing Director.
Phone: 081349271904
Email: dhani@cop.or.id
For photos and videos, please contact:
Wahyuni Mangoensoekardjo, COP Communications Manager.
Phone: 082143671729
Email : yuyun@cop.or.id

Direktorat Penegakan Hukum Pidana dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa pihaknya menolak permintaan Centre for Orangutan Protection untuk mendapatkan salinan Berita Acara Permintaan Keterangan (BAPK) dikarenakan masih dalam proses penyidikan. Surat penolakan tersebut bernomor: S.125/PHP/PPLKKH/GKM.3/8/2016 tertanggal 1 Agustus 2016. BAPK dimaksud adalah kasus dugaan perusakan habitat orangutan oleh PT. AE di Kutai Timur. Dalam hal ini staff COP diperiksa sebagai saksi. COP sangat menghargai keputusan tersebut karena sudah sesuai dengan aturan yang berlaku di Indonesia. 

COP juga menyayangkan beredarnya BAKP atas nama M Salahudin Aziz yang diperiksa sebagai wakil perusahaan PT. AE. COP menduga telah terjadi pencurian dokumen negara. COP mendapatkan bocoran dokumen rahasia negara tersebut dari Golden Agri Resources (GAR) dan Wings Food selaku pembeli produk kelapa sawit PT. AE. COP telah mendiskusikan hal ini kepada (BKSDA Kaltim) dalam pertemuan tanggal 18 juli 2016. Pihak BKSDA Kaltim telah berjanji untuk mengusut skandal ini. 

COP sangat prihatin atas perkembangan kasus ini dan khawatir dengan nasib 13 orangutan yang dilaporkan terdampak oleh aktivitas perusahaan kelapa sawit PT. AE. COP pertama kali melaporkannya kepada KLHK pada tanggal 10 Maret 2016 dan telah ditindaklanjuti Balai KSDA Kaltim dengan pemeriksaan ke lapangan. Hingga saat ini COP belum melihat adanya upaya nyata untuk penyelamatan.  Yang terjadi justru kontraproduktif. Laporan Awal hasil survey BOSF dan BAKP yang diduga curian digunakan untuk memanipulasi situasi. 
 
COP sangat menghargai kebijakan GAR / Sinar Mas, Wilmar dan Wings Food untuk memutuskan sementara kontrak dagangnya dengan PT. AE hingga kasus ini dinyatakan selesai oleh otoritas. Kebijakan ini diharapkan dapat membersihkan mata rantai pasokan mereka dari darah orangutan dan pembabatan habitat satwa liar. COP sedang mempertimbangkan kampanye nasional untuk memboikot produk – produk makanan yang terkait dengan perusahaan kelapa sawit yang terkait dengan PT. AE jika para pihak yang terlibat tidak mengambil langkah nyata untuk menyelamatkan orangutan yang terdampak. 

Untuk wawancara dan informasi lebih lanjut, silakan berkomunikasi dengan: 
Ramadhani, Direktur Pelaksana COP. 
Telepon : 081349271904
Email : dhani@cop.or.id

Untuk foto dan video resolusi, silakan berkomunikasi dengan: 
Wahyuni Mangoensoekardjo, Manajer Komunikasi
Telepon : 082143671729
Email : yuyun@cop.or.id

ART FOR ORANGUTAN 2016

Januari 2015, Gigi Nyala mengajak para seniman untuk peduli nasib orangutan Indonesia. Hasilnya. 90 karya seniman sampai di tangan panitia, semuanya dipajang di Jogja National Museum, dan menarik pembeli yang hasilnya didonasikan untuk orangutan Indonesia lewat Centre for Orangutan Protection.
Ini sebuah kerja keras seniman bersama, yang akhirnya melahirkan kembali #artfororangutan2 di tahun 2016.
Mari berkarya untuk sebuah alasan #orangutan
http://www.thejakartapost.com/…/govt-urged-prosecute-crimes…
#proudofOrangufriends #orangufriendEvents
#orangufriends #AFO2016

ORANGUTANKU MANA

Orangufriends Samarinda bikin event, “Orangutanku mana?”
Ada Photo Exhibition dan Movie Screening di Kopikumana Coffee Roasters
Malam mingguan di sini aja ya… dari jam 19.00 – 23.00 WITA
6 Agustus 2016