SCHOOL VISIT AT SANGGAR ANAK ALAM YOGYA

Ini salah satu kegiatan orangufriends Yogyakarta. School Visit di Sanggar Anak Alam Yogyakarta. Kali ini, Tim terpaksa dibagi dua, karena jumlah anak dan usia yang berbeda cukup jauh. Delapan puluh anak terhitung mengikuti kegiatan ini. Pendidikan yang dikemas dengan bermain diharapkan bisa membuat anak tertarik.
“Liburan di perkuliahan bukan berarti nganggur. Saatnya berbagi dengan anak-anak. Ini buat liburanku lebih berarti.”, ujar Kharina, siswa COP School Batch #6 yang mengisi liburannya di camp APE Warrior.

SAATNYA HUKUMAN MAKSIMAL BAGI PELAKU KEJAHATAN SATWA LIAR

Yogyakarta – Tuntutan hukum dari Kejaksaan memegang peranan penting dalam upaya membendung kejahatan terhadap satwa liar terus terjadi. Karena dengan upaya penegakan hukum yang tegas dengan hukuman maksimal akan menjadi kunci yang kuat menekan kejahatan ini terjadi kembali. Pada tanggal 26 Juli 2016 akan dilakukan sidang dengan agenda pembacaan tuntutan untuk kasus kejahatan satwa liar yang dilakukan oleh drh. Hendrik Tri Setyawan di Pengadilan Negeri Bantul, Yogyakarta.
 
Kami Dari Orangufriends (Orangutan Friends) kelompok relawan dan pendukung Centre for Orangutan Protection (COP) menyampaikan sikap sebagai berikut:
 
1.     Tersangka yang berprofesi sebagai dokter hewan telah melanggar kode etik profesi dokter hewan Indonesia atau kode etik profesi veteriner dengan melakukan pelanggaran hukum.
2.     Yang bersangkutan terbukti melakukan pembelian satwa liar kategori dilindungi berupa Beruang Madu guna melengkapi koleksi Taman Margasatwa Mangkang, Semarang.
3.     Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia nomor: p.31/ Menhut- II/2012 tentang Lembaga Konservasi. Pada Bab V pasal 32 ayat 2 poin e, pembelian satwa diperkenankan namun untuk kategori tidak dilindungi dengan sumber yang sah. Sedangkan terdakwa membeli Beruang Madu yang merupakan satwa dilindungi dari perdagangan ilegal.
4.     Beruang Madu merupakan satwa liar dilindungi di Indonesia dalam Peraturan Menteri Kehutanan no. 7 tahun 1999.
5.     Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Setiap orang dilarang untuk menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup maupun mati. Ancaman hukuman pelaku kejahatan satwa liar adalah hukuman penjara 5 tahun dan denda 100 juta rupiah.

drh. Hendrik Tri Setiawan tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dinas kebudayaan dan pariwisata pemerintah kota Semarang. Tersangka ditangkap Ditipiter Bareskrim Mabes Polri di halaman Taman Margasatwa Mangkang, Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 11 Februari 2016 dengan barang bukti 1 ekor Beruang Madu (Helarctos malayanus) yang akan dibelinya dengan harga Rp 6.500.000,00 Penangkapan ini adalah hasil pengembangan penangkapan pedagang satwa di Bantul, Yogyakarta sebelumnya bernama Muhammad Zulfan yang sudah di vonis 9 bulan penjara oleh PN Bantul pada tanggal 20 Juni 2016. Dari keterangan tersangka ini ada keterlibatan drh. Hendrik Tri Setiawan sebagai pembeli untuk melengkapi koleksi satwa Taman Margasatwa Mangkang Semarang tempat dia bekerja. 
 
Untuk informasi lebih lanjut dan wawancara, harap menghubungi:
Destya Suci, Kordinator Orangufriends Yogyakarta.
H: 083869533631

SAVED A BABY ORANGUTAN FROM JAKARTA TRADER

Perdagangan satwa liar seperti tidak ada habisnya. Minggu, 24 Juli 2016, satu bayi orangutan dapat diselamatkan dari mata rantai perdagangan satwa liar yang dilindungi. MABES POLRI bersama Centre for Orangutan Protection (COP), Animals Indonesia dan Jakarta Animals Network Aid berhasil menyelamatkan satu bayi orangutan Sumatera. Saat ini barang bukti orangutan Sumatera dibawa menuju Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga untuk perawatan.

Pedagang satu bayi orangutan Sumatra ini memang sangat lihai. Tim Ditipidter Bareskrim Mabes Polri menangkap kurir/ pengantarnya di dalam taxi, di terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Tim pedagang merupakan pemain lama di Lampung yang berdagang satwa hingga di Jawa.

Konvensi Perdagangan internasional Spesies langka Fauna dan Flora Liar (CITES), orangutan berada pada lampiran I yang memiliki arti tidak boleh diperdagangkan.

Sementara itu berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, orangutan dilindungi.

PINGPONG MOVED TO THE UNIVERSITY ISLAND

Pingpong is going to University Island
Yipiee… akhirnya Pingpong pindah ke pulau. COP mengenal Pingpong sejak 26 Agustus 2010. Saat itu, tak ada yang mau menerima Pingpong, dia pindah dari satu tangan ke tangan yang lain. Seperti olahraga tenis meja, tepatnya bola pingpong. Begitulah akhirnya menjadi namanya.
Kini nasibnya penuh harapan. Kesukaannya memakan daun kering sepertinya sulit berubah. Namun memanjat, daya jelajah, kemampuan membuat sarang, mencari makanan di sekolah hutan membuatnya harus naik ke kelas selanjutnya.
Tidakkah kamu ingin mengadopsinya. Mewujudkan mimpi Pingpong untuk kembali ke hutan sesungguhnya?
ADOPT link : http://goo.gl/dqPVx0 The adoption fee annually is AUS$100 (£40/ USD75/ €64)

APE GUARDIAN THE NEWEST TEAM

Centre for Orangutan Protection hari ini, 17 Juli 2016 memberangkatkan satu tim barunya. Tim ini membawa perbekalan dan keperluan pusat rehabilitasi orangutan COP BORNEO yang sulit ditemukan di Kalimantan. Kedua kru nya berangkat dari camp APE Warrior sore hari dengan perkiraan keesokkan paginya dilanjutkan dengan kapal laut ke Kalimantan.
Tim baru ini diberi nama APE Guardian. APE sendiri merupakan singkatan dari Animal(Satwa), People (Masyarakat) dan Environment (lingkungan). Guardian adalah malaikat pelindung orangutan. Tim ini membantu kedua tim terdahulunya yang berada di Kalimantan untuk melindungi orangutan dari kejahatan dan kekejaman.

UPGRADING COP STAFF FOR THE BETTER RESULT

Minggu kedua ini adalah minggu dimana staf COP melakukan peningkatan kapasitas stafnya. Pelatihan internal tentang pemetaan sederhana menjadi salah satu materi, selain fotografi dan videografi. Ketiga materi ini merupakan kekuatan COP sebagai organisasi yang berada di lapangan, tepatnya garis depan konflik orangutan.

Pengambilan data primer dari narasumber utama adalah suatu keharusan yang tidak bisa ditawar lagi. Semua itu harus diperkuat dengan bukti. Bukti tidak hanya diperoleh serta merta dengan mudah tanpa usaha. Kemampuan staf yang sudah berpengalaman pun disegarkan kembali dengan diadakannya pelatihan ini.

COP optimis, di semester kedua tahun 2016 ini akan lebih baik lagi. Terimakasih atas kepercayaan para pendukung COP.

BORNEO KU BERPIJAK

Perjalanan pertama ke pulau Kalimantan atau Borneo adalah sebuah pengalaman yang mungkin paling berkesan dari perjalanan-perjalanan berpetualang lainnya. Jumat 18 Juni 2016 saya berkesempatan tuk singgah di pulau nan kaya akan hasil hutannya yang sangat berlimpah, khususnya Kalimantan Timur. Tepatnya di Pusat Perlidungan Orangutan COP Borneo di KHDTK Labanan, Kabupaten Berau – Kalimantan Timur. Setelah kegiatan COP School di bulan Mei 2016 kemarin, selama lima hari di Yogyakarta yang menjadi daerah pusat COP School dan selebihnya selama satu bulan masih menetap di Jogja. Saya memang berniat untuk menjadi Volunteer dan berbekal materi yang diberikan sewaktu COP School mengenai konservasi Orangutan dan satwa liar serta konflik lapangan yang terjadi, pengalaman di sinilah yang menjadi pembelajaran sebenarnya, karena langsung bersentuhan dengan kegiatan yang hanya disampaikan pada saat COP School saja. Keberangkatan saya ditemani dengan seorang rekan bernama Vian asal Yogyakarta. Setiba di Berau, kami dijemput siswa COP School Batch #6 yang tingel di Berau. COP School menjadikan kami punya keluarga dimana-mana.

Minggu pagi 19 Juni 2016, pukul 05.30 WITA terdengar hembusan angin dan suara kicauan burung yang saling bersautan dengan berbagai suara-suara yang sangat indah serta matahari yang masih belum menampakkan sinarnya hanya bias cahaya yang terselip dari tingginya rerimbunan pohon yang di sekitaran camp.

Setelah kesibukan pagi membereskan camp sekitar 08.00 WITA kami sempatkan untuk berbincang sejenak untuk pembagian kinerja dalam aktivitas di COP Borneo. Saya mendapatkan tugas sebagai teknisi yang menjalankan pembuatan enrichment, kebersihan kandang 1 dan 2, jadwal disinfestasi kandang, kebersihan klinik dan gudang pakan, serta beberapa kinerja lainnya di area COP Borneo. Vian mendapatkan pembagian kinerja sebagai keeper yang bertugas untuk membawa Orangutan ke Sekolah Hutan dan menyiapkan susu serta pakan Orangutan.

Seperti kata keeper Jeuri dan Rosel, orangutan Michelle dan Pingpong lebih agresif bila ada orang baru yang datang, lain halnya dengan orangutan Uci. Beda lagi dengan Owi, bayi yang masih berumur sekitar satu tahunan, ingin selalu dipeluk. Aku menjadi ibu untuknya. (PETz)

SLOW LORIS GIPSY GAVE UP

KUKANG GYPSI TIDAK DAPAT BERTAHAN

“Dia datang dalam keadaan kurus dan kaki sebelah kanan belakang terluka serta telapak kanan yang tidak dapat digerakkan lagi.”, jelas Paulinus Kristanto, manajer COP Borneo. BKSDA Seksi I Berau menitipkan Kukang tersebut untuk dirawat di klinik COP Borneo pada 25 Juni yang lalu.

Kukang yang memiliki kebiasaan hidup aktif di malam hari atau sering disebut juga satwa nocturnal. Salah satu satwa yang memiiki tingkat stres tinggi. Seperti kukang Gypsi yang masuk ke klinik COP Borneo ini. drh. Ade Fitria memberikan antibiotik dan anti nyeri, namun Gypsi masih juga menjilati lukanya, sekalipun dia makan dan minum yang banyak.

Gypsi sempat menjalani amputasi pergelangan kaki kanannya. Namun, Gypsi colapse pasca operasi. Sungguh disayangkan, kita terpaksa kehilangan satu satwa yang tidak mudah dijumpai lagi. Berhentilah berkeinginan untuk memelihara satwa liar. Kukang Gypsi adalah salah satu korban perdagangan satwa liar.

“He was very skinny and there was wound on his right foot when he came, and his right hand could not move.” Paulinus Kristanto, the Manager of COP Borneo explained. BKSD Seksi I Berau has handed over the slow loris to be nursed in the clinic of COP Borneo on June, 25.

Slow loris is active in the night, or normally called nocturnal animal. It is one of the animals that have a high stress level, just like this Gipsy.  Even though Vet Ade Fitria has given him antibiotic and pain killer and Gypsi has eaten well, but he kept licking the wound.

Gypsi’s right foot was then amputated, but he collapsed after the surgery. Unfortunately, we had to let go this very rare animal. Please stop your desire to own and keep wildlife. This slow loris Gypsi is one of the victim of wildlife trafficking.

ENRICHMENT KUPATAN

The point is, Enrichment makes them busy, think, learn, and find out how to enjoy their food, especially for orangutans in enclosure or cage. A simple way with a little creativity and media can enrich the variation to serve the food.
There is always Ketupat in Idul Fitri. It is a tradition. Ketupat filled with fruit slices, jam and honey could be a uniqe enrichment. From this enrichment orngutans can learn about problem solving, natural behavior, it can also stimulate their sense of smell and better their phisical creativity to enjoy various kind of foods inside the Ketupay and the fruit slices of Ketupat Ramadhan edition.
‪#‎enrichment‬
Intinya, Enrichment itu membuat mereka sibuk, berpikir, belajar dan mencari cara bagaimana menyantap hidangan, khususnya Orangutan yang berada dalam enclosure atau kandang. Cara-cara sederhana dengan sedikit kreativitas memperkaya variasi penyajian dan media yang dipakai untuk makanannya.
Tradisi Ramadhan pada saat Idul Fitri tak lepas dari ketupat lebaran. Enrichment berbentuk ketupat menjadi hal yang unik, tenta såja isinya potongan buah-buahan, selai dan madu. Selain bertujuan agar tidak jenuh, Enrichment ini juga memberikan problem solving, prilaku alamiah, merangsang indra penciuman dan melatih kerativitas fisik dalam menyantap berbagai jenis makanan yang ada dalam Enrichment ketupat dan menikmati potongan buah-buahan edisi ketupat Ramadhan.
Selamat Kupatan…

KUKANG, NEW COMER AT COP BORNEO

New comer at the COP Borneo. It has big wound in the hand, and it is very skinny and looked very stressed. The Wildlife Authority confiscated him from trader couple days ago.
Pendatang baru di COP Borneo. Dia memiliki luka besar di tangannya, sangat kurus dan terlihart stress. BKSDA menyitanya dari seorang pedagang satwa.